Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awas! Kemacetan Pelabuhan di Dunia Bisa Kerek Inflasi

Kemacetan pelabuhan di dunia dapat mendorong harga pangan global menjadi lebih tinggi serta inflasi secara lebih luas.
Pelabuhan Singapura/Reuters-Edgar Su
Pelabuhan Singapura/Reuters-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA - Gangguan rantai pasok yang terjadi secara global telah menyebabkan kemacetan di pelabuhan di hampir seluruh dunia. Alhasil, harga pangan ikut terkerek.

Dilansir Bloomberg pada Sabtu (6/11/2021), kendaraan bermuatan besar dari pelabuhan tersibuk di AS banyak yang menganggur, sementara kenaikan tumpukan kapal kontainer yang berlabuh di dekat Singapura mencapai 10,5 persen di atas normal.

Hal tersebut mendorong harga pangan global menjadi lebih tinggi, serta inflasi secara lebih luas. Di AS, indeks payroll naik lebih dari perkiraan pada Oktober, menegaskan keputusan The Federal Reserve minggu ini untuk mulai mengurangi pembelian obligasi.

Pasar tenaga kerja kembali pulih pada bulan lalu dengan kenaikan melebihi dari perkiraan dan basis payroll naik 531.000.Data ini menunjukkan gambaran yang lebih cerah pada pasar tenaga kerja daripada sebelumnya.

Dengan meredanya kasus Covid-19 dan kenaikan akan mendorong pelaku usaha mengisi kursi kosong di perusahaannya hingga mendekati rekor. Untuk itu, capaian tersebut memvalidasi keputusan The Fed untuk mengerem kecepatan pembelian obligasi era pandemi agar menekan biaya pinjaman.

Sementara itu, harga pupuk melonjak seiring dengan kenaikan harga gas alam di Eropa. Pabrik terpaksa menghentikan atau mengurangi produksinya.

Lonjakan harga memicu kekhawatiran petani yang bisa jadi diikuti dengan peralihan ke tanaman yang kurang bernutrisi. Penurunan hasil dapat mendorong harga tanaman lebih tinggi hingga memperburuk inflasi pangan.

Sepanjang tahun ini, truk-truk yang mengangkut peti kemas dari pelabuhan di AS bahkan menganggur hingga lebih dari 24 jam per truk, naik 21,5 jam pada 2020 dan 17 jam pada 2019.

Sementara itu di Eropa, Bank sentral Ceko dan Polandia menaikkan suku bunga untuk mengatasi kenaikan inflasi, masing-masing sebesar 125 basis poin dan 75 basis poin.

Kedua bank sentral menetapkan suku bunga acuan sebesar 2,75 persen dan 1,25 persen. Adapun Bank of England dan Norwegia tetap bertahan.

Penularan varian delta di 31 provinsi di China pada Rabu menjadi yang terluas sejak kasus pertama di Wuhan pada 2019. Dengan demikian, adanya pembatasan kegiatan masyarakat dikhawatirkan akan menganggu perekonomian ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Sementara itu Pemerintah China mendesak otoritas lokal untuk memastikan adanya pasokan makanan yang cukup sepanjang musim dingin dan meminta masyarakat untuk menyetok kebutuhan penting seiring dengan pembatasan.

Dari sisi negara berkembang, Bank of Russia menaikkan suku bunga pada Desember, mengikuti kenaikan tren inflasi. Harga konsumen naik hingga 8,1 persen pada Oktober, menjadi yang tertinggi sejak awal 2016 dan di atas proyeksi media para analis Bloomberg sebesar 8 persen. Harga pangan naik 10,1 persen, tetapi indeks inti juga meningkat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper