Bisnis.com, JAKARTA - Produsen farmasi Pfizer pada hari Selasa (2/11/2021) memutuskan menaikkan perkiraan penjualan setahun penuh untuk vaksin Covid-19 perusahaan sebesar 7,5 persen menjadi US$36 miliar atau sekitar Rp514,8 triliun.
Keputusan ini dilakukan karena perusahaan menandatangani kesepakatan dengan negara-negara untuk dosis booster dan menerima izin untuk menggunakan suntikannya dalam kelompok usia yang lebih luas.
Dikutip dari Channel News Asia, perusahaan itu mengatakan juga berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan 2,3 miliar dosis vaksin, dari sekitar tiga miliar yang rencananya akan dibuat tahun ini.
Didorong oleh upaya vaksinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pandemi Covid19 secara global, produk Pfizer dengan cepat menjadi salah satu produk terlaris dalam sekitar 172 tahun sejarah perusahaan. Perusahaan membagi biaya dan keuntungan dari vaksin dengan mitra Jermannya, BioNTech.
Saingan lain seperti Moderna dan Johnson & Johnson telah menghadapi hambatan produksi. Hal ini membantu Pfizer memperluas keunggulannya dalam menandatangani kesepakatan pasokan dengan negara-negara.
Pfizer juga meluncurkan dosis booster vaksin, sambil menunggu hasil pertemuan peraturan AS di kemudian hari tentang penggunaan suntikannya pada anak-anak berusia lima hingga 11 tahun.
Baca Juga
Vaksin tersebut menghasilkan penjualan sebesar US$13 miliar pada kuartal ketiga. Analis memperkirakan rata-rata US$10,88 miliar, menurut tujuh analis yang disurvei oleh Refinitiv. Saham Pfizer naik lebih dari 1 persen dalam perdagangan premarket.
Jika dikalkulasi, nilai penjualan ini melebihi alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional atau PEN pada 2022 yang dipatok sebesar Rp321,2 triliun. Tidak hanya itu, nilai penjualan Pfizer juga bisa membiayai 6 proyek kereta cepat Jakarta - Surabaya yang biayanya diperkirakan menelan dana Rp80 triliun.