Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong para pengelola destinasi wisata dan taman rekreasi disiplin menerapkan protokol kesehatan, serta aplikasi PeduliLindungi jelang libur natal dan tahun baru 2022. Hal itu disampaikan sebagai langkah preventif agar tidak terjadi gelombang Covid-19 selanjutnya.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo mengatakan, pemerintah saat ini sudah berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19. Hal itu perlu dijaga dengan berbagai cara agar tidak terjadi gelombang Covid-19 seperti yang dialami negara-negara lain.
“Salah satunya adalah dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat ditambah dengan penggunaan PeduliLindungi. Terlebih, dalam libur Nataru jangan sampai momentum ini memicu kasus baru,” kata Fadjar saat Rapat Evaluasi Penggunaan PeduliLindungi dan Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Wisata/Taman Rekreasi yang digelar secara daring, Rabu (27/10/2021).
Fadjar mengatakan, penggunaan PeduliLindungi menjadi alat untuk melakukan testing, tracing, dan treatment. Poin utamanya tetap berkomitmen dalam melaksanakan protokol kesehatan oleh semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi, pengelola, pengunjung, serta seluruh elemen lainnya.
“Pengendalian terhadap kesehatan dan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dalam hal pembukaan usaha harus seimbang, seperti berkendara. Kapan harus injak gas dan kapan harus injak rem,” kata dia.
Rapat evaluasi tersebut dihadiri perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, pemerintah daerah, serta beberapa asosiasi.
Dia juga menyampaikan bahwa implementasi pelaksanaan protokol kesehatan dan penggunaan QR Code PeduliLindungi perlu diawasi untuk mengukur komitmen dari para pelaku usaha dalam pelaksanaannya.
“Jika tidak komitmen, salah satu konsekuensi terburuknya ialah akan ditutup kembali kegiatan usaha yang saat ini sudah mulai berjalan,” kata dia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta seluruh kepala daerah untuk mengelola dan mengatur libur Natal dan tahun baru 2022 (Nataru).
Menurutnya, libur Nataru berpotensi menimbulkan peningkatan kerumunan dan mobilitas masyarakat, seperti mudik. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, libur Natal dan tahun baru menyebabkan peningkatan penyebaran Covid-19 yang tidak kecil.
“Saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga Natal dan tahun baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan,” ujarnya lewat keterangan resmi, Selasa (26/10/2021).
Berdasarkan hasil survei, ada 19,9 juta orang yang berniat mudik pada momen libur tersebut. Menurut Presiden, jumlah yang tidak sedikit tersebut harus diantisipasi oleh semua provinsi, kabupaten, dan kota.