Bisnis.com, JAKARTA – Wacana larangan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali mengemuka dan memunculkan tantangan penghiliran industri.
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menilai, pemerintah tak akan menyetop sama sekali pengapalan CPO yang berkontribusi signifikan terhadap kinerja ekspor nasional.
Ketua Umum Aprobi Master Parulian Tumanggor mengatakan bahwa pemangkasan ekspor CPO untuk optimalisasi serapan di dalam negeri bisa dipandang sebagai peluang. Namun di sisi lain, tantangannya adalah mengembangkan pasar domestik untuk menyerap kuota ekspor.
“[Ekspor CPO] Tidak akan dilarang, tetapi diupayakan penggunaannya untuk downstream. Sepanjang pasarnya ada, semua CPO [bisa diserap] menjadi [produk] downstream. Namun, kalau juga tidak laku, bagaimana?” kata Master kepada Bisnis, Senin (25/10/2021).
Namun demikian, Master mengaku, menyambut baik wacana Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ekspor CPO demi upaya penghiliran industri.
Pada tahun lalu, biodiesel untuk pemakaian domestik menyerap 14 persen produksi CPO. Tahun ini, serapan tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 15,2 persen. Sementara itu, hingga Juli 2021, produksi biodiesel mencapai 5,06 juta kilo liter dengan pemakaian domestik 4,63 juta kilo liter.
Baca Juga
Dia melanjutkan, produksi biodiesel sepanjang tahun ini berkisar 9 juta kilo liter, sedangkan pada tahun depan volume produksi dapat didorong hingga 12 juta kilo liter jika pemerintah memutuskan untuk memulai program B40.
Program Biodiesel 40 persen (B40) diketahui terdiri atas campuran minimal 40 persen Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dan 60 persen solar.
Master mengatakan, saat ini program B40 sudah melalui uji coba laboratorium dan akan segera diuji untuk pemakaian di jalan.
“Kami berharap Januari tahun depan mulai uji coba di jalanan,” lanjutnya.
Setelah proses tersebut terlewati sekitar 4 hingga 5 bulan, diharapkan pada pertengahan 2022 pemerintah sudah dapat memutuskan pelaksanaan program tersebut.
Sementara itu, berdasarkan data dari sejumlah asosiasi perkelapasawitan, total produksi CPO pada tahun lalu mencapai 51,58 juta ton, di mana sebanyak 34 juta ton (66 persen) diekspor, dan 17,34 juta ton (34 persen) terserap di dalam negeri.
Dari volume yang diekspor, pengapalan dalam bentuk CPO dan CPKO sejumlah 9 juta ton (26,47 persen), sedangkan produk olahan dan makanan sebesar 21,10 juta ton (62,05 persen), serta oleokimia sebesar 3,87 juta ton (11,38 persen).