Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri mulyani Indrawati menyampaikan bahwa hampir seluruh negara di ASEAN mengalami penurunan kasus setelah merebaknya varian Delta.
Tren kasus Covid-19 di Indonesia yang kini sudah sangat rendah, menurut Sri Mulyani, merupakan suatu prestasi pengnedalian pandemi.
Berdasarkan data yang disajikan Bendahara Negara, kasus harian Covid-19 di Indonesia merupakan yang terendah saat ini, jika dibandingkan dengan Agustus 2021.
Rata-rata kasus dalam tujuh hari terakhir di Indonesia saat ini terendah di angka 1.087 kasus, dari awalnya sebanyak 44.145 kasus rata-rata di Agustus 2021.
Posisi saat ini merupakan yang terendah di Asean diikuti oleh Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Sementara rata-rata kasus harian di Singapura masih melonjak tinggi.
"Indonesia dalam mengendalikan Covid-19 merupakan sebuah prestasi dan sebuah organisasi yang luar biasa. Karena negara kita penduduknya besar, geografis juga sangat rumit dibandingkan dengan negara-negara lain yang biasanya lebih compact dan jumlah penduduk lebih kecil," ujar Sri Mulyani pada webinar Sinergi Pengawasan Nasional Program PEN Tahun 2021, Kamis (21/10/2021).
Baca Juga
Upaya ini, tambahnya, tidak lepas dari kinerja pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan TNI/Polri. Capaian pengendalian pandemi ini diharapkan bisa memulihkan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat.
Dari sisi fiskal, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menyebut anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga berperan dalam mengembalikan geliat ekonomi.
Agar bisa menyesuaikan dengan kondisi pandemi, Sri Mulyani mengatakan anggaran ini bahkan sudah dirubah sebanyak tiga kali. Dari pagu anggaran Rp428 triliun, lalu ditingkatkan menjadi Rp699,43 triliun, dan akhirnya ditambah menjadi Rp744,77 triliun pada saat PPKM Darurat.
Hingga 15 Oktober 2021, realisasi PEN 2021 dengan pagu terbaru telah mencapai Rp428,21 triliun atau 57,5 persen dari pagu. Progres signifikan terjadi khususnya pada kluster perlindungan sosial dan kesehatan.
Sri Mulyani turut menyampaikan bahwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, anggaran kesehatan PEN tahun ini juga melonjak sangat tinggi. Jika pada tahun sebelumnya di bawah Rp60 triliun, kini pagu anggaran kesehatan mencapai Rp214,96 triliun.
"Sampai dengan hari ini, realisasinya telah mencapai Rp115.84 triliun [53,9 persen]," jelasnya.
Untuk kluster lainnya, realisasi perlindungan sosial saat ini sudah mencapai Rp122,47 triliun atau 65,6 persen dari pagu Rp186,64 triliun; program prioritas sebesar Rp67 triliun atau 56,8 persen dari pagu Rp117,94 triliun; dukungan UMKM dan korporasi Rp62,60 triliun atau 38,5 persen dari pagu Rp162,40 triliun; serta insentif usaha Rp60,31 triliun atau 96 persen dari pagu Rp62,83 triliun.