Bisnis.com, JAKARTA - Krisis semikonduktor yang terjadi pada rantai pasok global telah memangkas produksi kendaraan baru. Hal ini juga lantas membuat permintaan melonjak dan harga mobil bekas naik. Bengkel-bengkel di Amerika Serikat (AS) mengalami krisis suku cadang.
Pada gilirannya, kendaraan lama akan membutuhkan perbaikan, tetapi bengkel juga kesulitan karena rantai pasok komponen otomotif seret.
Di pinggiran kota Seattle, AS, pemilik bengkel bernama Bryan Kelley harus menunggu datangnya suku cadang hingga 60 - 90 hari pada dua kesempatan terpisah sambil memperbaiki truk pick-up.
Salah satu bagian seperti sensor posisi poros engkol, biasanya hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai dari pusat distribusi, kata Kelley, pemilik Valley Automotive Repair and Electric. Oleh karena terlalu lama, pelanggannya menyerah membetulkan Dodge Ram 1500-nya.
"[Pelanggan saya] bahkan mengatakan akan mendereknya dan membeli truk lain," kata Kelley, yang juga ketua kelompok perdagangan Asosiasi Layanan Otomotif Northwest, seperti dikutip dari Bloomberg pada Minggu (17/10/2021).
Kepala Eksekutif Asosiasi Pemasok Aftermarket Otomotif Paul McCarthy mengatakan industri suku cadang dan perbaikan mobil senilai US$300 miliar menghadapi tantangan operasional yang meluas, mulai dari lonjakan harga baja dan bahan lainnya hingga kekurangan tenaga kerja dan penundaan bongkar muat barang di pelabuhan AS.
"Sekarang adalah masa tersulit bagi lingkungan rantai pasok yang pernah saya lihat. Stok [perusahaan] yang paling sedikit yang pernah saya ingat," ujar Chief Executive Officer AutoZone Inc., William Rhodes.