Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah sudah memasuki tahap pra negosiasi ihwal Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau CEPA bersama dengan empat negara anggota blok perdagangan regional Mercosur. Keempat negara itu di antaranya Brazil, Argentina, Paraguay dan Uruguay.
“Indonesia tengah memasuki tahap pra negosiasi terkait CEPA dengan Mercosur, strategi kerjasama kawasan ini saya yakin sangat penting untuk memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat Forum Bisnis 2021 Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC), Kamis (14/10/2021).
Indonesia, kata Lutfi, baru memiliki satu Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Chile di kawasan tersebut yang telah berlaku pada 10 Agustus tahun lalu. Menurut dia, utilisasi dari kesepakatan dagang itu menunjukkan pertumbuhan yang positif.
“Sekarang kita tengah proses negosiasi lanjutan terkait dengan perdagangan dan jasa,” kata dia.
Adapun Indonesia, kata dia, membutuhkan pasokan produk pertanian, produk berbasis sumber daya, produk manufaktur dan jasa dari negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia itu. Di sisi lain, dia menambahkan, eksportir Indonesia dapat menyediakan berbagai produk makanan olahan, barang setengah jadi hingga produk manufaktur.
“Saya yakin untuk meningkatkan kinerja perdagangan antar negara kita tidak hanya harus menjual banyak tetapi juga membeli banyak barang,” kata dia.
Adapun kinerja ekspor Indonesia pada tahun ini ke negara-negara kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia sudah menyentuh sekitar US$1,7 miliar atau meningkat 54,8 persen jika dibandingkan dengan torehan tahun lalu.
Di sisi lain, impor dari kawasan itu turut menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 4,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Ini sinyal yang positif saya harap bisa bertumbuh terus secara progresif seiring dengan kerja sama kita saat ini,” kata dia.
Kendati demikian, pangsa pasar Indonesia hanya 0,5 persen dari keseluruhan kinerja impor yang diambil dari kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia. Artinya, pangsa pasar itu masih di bawah sejumlah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura.
Pada tahun lalu, INA-LAC berhasil mencatatkan komitmen dagang senilai US$71,02 juta atau (Rp998,32 miliar) serta potensi kesekapatan bisnis senilai US$14,36 juta (Rp202,34 miliar). Angka tersebut meningkat dua kali dibandingkan 2019.
Meski perekonomian mulai kembali, permasalahan kelangkaan kontainer dan biaya logistik yang sangat tinggi membayangi aktivitas perdagangan global.
Hambatan lainnya adalah pengenaan bea masuk karena Indonesia belum memiliki Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau Free Trade Agreement (FTA) dengan kawasan ini.