Bisnis.com, JAKARTA - JD, raksasa dagang-el (e-commerce) asal China, memperkuat upayanya untuk ekspansi di Indonesia. Perusahaan melanjutkan investasi di infrastruktur rantai pasok dengan menghadirkan toko fisik.
“Kami fokus menawarkan pengalaman belanja yang bisa diandalkan dengan produk berkualitas dan otentik dan memberdayakan pedagang dengan kemampuan logistik dan layanan teknis yang canggih,” kata CEO JD.ID Zhang Li sebagaimana dikutip dari China Daily, Selasa (12/10/2021).
Zhang juga mengatakan perusahaan juga mengembangkan model omnichannel dan pengalaman belanja yang didukung teknologi di Indonesia. Dia menyebutkan perusahaan akan mengusung teknologi yang telah cukup matang serta layanan dan produk untuk pasar Indonesia.
“Kami juga akan menjalin hubungan yang intensif dengan mitra di Indonesia dan mendorong layanan pengiriman instan menjangkau wilayah yang lebih luas di Indonesia,” tambahnya.
JD tercatat baru membuka toko e-space luar negeri pertamanya di Indonesia. E-space merupakan jaringan toko ritel yang pertama kali diluncurkan JD pada 2019 di Chongqing sebelum meluas ke berbagai kota di China.
E-space pertama JD di Indonesia berlokasi di salah satu pusat perbelanjaan di Jawa Barat dengan luas sekitar 1.300 meter persegi. Toko ini menawarkan beragam produk dari berbagai jenama telepon pintar, laptop, peralatan rumah tangga, dan furnitur.
Baca Juga
“Seagai platform e-commerce pertama yang menyediakan penjualan omnichannel, kami yakin bisa memberikan konsumen pengalaman belanja untuk produk apapun, kapanpun, dan di manapun,” kata Zhang.
JD mulai beroperasi di Indonesia pada 2015. Selama lima tahun terakhir, perusahaan telah mendirikan 18 gudang dan 142 stasiun distribusi di Indonesia yang menjangkau 90 persen provinsi dan lebih dari 500 kota.
Perusahaan melaporkan sekitar 85 persen pesanan bisa diantar pada hari yang sama atau sehari setelahnya, terlepas dari kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
“Cara orang-orang berbelanja di Indonesia cukup unik. Kebanyakan masyarakat menginginkan interaksi dan ingin dilayani. Inilah alasan mengapa kami juga mendorong ekosistem offline, meskipun sudah membangun infrastruktur daring,” kata Kepala Bisnis Offline JD.ID Eyvette Tung.
Analis Internet Economy Institute Lyu Haoze menilai langkah JD dalam membangun pengalaman belanja omnichannel di Indonesia akan memperkuat daya saing dan eksistensinya.
Lyu juga mengatakan keputusan bisnis JD akan mengintensifkan persaingan antarpelaku dagang-el di Indonesia, seperti Lazada dan Shopee yang telah menjangkau pasar yang luas di Asia Tenggara.