Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Memacu Investasi Pasar Modal di Daerah, Harga Minyak Terus Memanas

Persebaran investor pasar modal semakin luas ke luar Pulau Jawa. Beberapa wilayah sudah menunjukkan geliatnya. Sementara itu, Jawa Barat tercatat sebagai provinsi pertama yang mendirikan perusahaan efek daerah (PED).
Infografik investor ritel di daerah./Bisnis
Infografik investor ritel di daerah./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA –  Investor pasar modal dari tahun ke tahun terus meningkat. Persebarannya pun semakin luas ke luar Pulau Jawa.

Komposisi terbesar datang dari wilayah Jawa (di luar DKI Jakarta). Investor dari Sumatra mencapai 16,49% disusul Maluku & Papua.  Kalimantan, Sulawesi serta Bali & Nusa Tenggara di belakangnya.

Sementara itu, Jawa Barat tercatat sebagai provinsi pertama yang mendirikan perusahaan efek daerah (PED).

Kabar tentang Pertumbuhan Investasi Pasar Modal di Daerah menjadi salah satu berita pilihan editor Bisnisindonesia.id hari ini, Sabtu (9/10/2021).

Beragam kabar ekonomi dan bisnis lainnya dikemas secara mendalam dan analitik di Bisnisindonesia.id.

Berikut ringkasan 5 berita pilihan bisnisindonesia.id hari ini untuk Anda:

Memacu Pertumbuhan Investasi Pasar Modal di Daerah

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, jumlah investor berdasarkan single investor identification (SID) pada 2018 mencapai 1,62 juta. Pada tahun berikut, 2019, angkanya naik menjadi 2,48 juta. 

Pada 2020, jumlahnya terus meningkat menjadi 3,88 juta orang. Sedangkan sepanjang Januari-September 2021, jumlah SID tercatat mencapai 6,43 juta orang. 

Persebaran investor semakin meluas ke luar Pulau Jawa. Berdasarkan geografis, jumlah investor di DKI Jakarta mencapai 15,78% atau sekitar 1 juta dengan nilai aset sebesar Rp 3.035,51 triliun. 

Sedangkan komposisi terbesar datang dari wilayah Jawa (di luar DKI Jakarta) yang mencapai 54,14%.

Pelaksanaan Tapering Kian Dekat, Harga Emas Semakin Anjlok

Harga emas telah menurun di tengah penantian pelaku pasar terhadap data pekerja AS. Perusahaan AS melaporkan terdapat penambahan 194.000 pekerjaan non-pertanian pada September 2021.

Jumlah tersebut jauh di bawah ekspektasi. Namun, lebih tinggi dari data pada bulan-bulan sebelumnya. Berarti ekonomi sekarang telah menutupi setengah dari defisit pekerjaan yang dihadapinya pada Desember 2021.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Memacu Investasi Pasar Modal di Daerah, Harga Minyak Terus Memanas

Fasilitas produksi Blok Rokan./SKK Migas

Krisis Ruang Muat Kapal, Maskapai Tawarkan Ruang Muat Pesawat

INACA tengah meminta dukungan dari Kementerian Perhubungan untuk bisa berkomunikasi dengan konsulat jenderal setiap negara untuk mengantisipasi kenaikan permintaan ekspor via jalur udara pada masa depan.

Kelangkaan kontainer yang terjadi selama beberapa bulan mulai awal tahun ini kini digantikan oleh kekurangan ruang muat kapal akibat kongesti di pelabuhan-pelabuhan di Amerika Utara, Eropa, dan China, seiring dengan permintaan yang meningkat.

Kelangkaan ruang muat kapal disertai kenaikan harga bahan bakar minyak akhirnya mengerek tarif pengapalan.  

Penggalangan Pembiayaan Masih Terbatas

Segmen andalan industri pembiayaan yakni pembiayaan mobil baru dan motor baru belum mampu kembali ke kondisi pada 2019 akibat terbatasnya pasokan mobil baru. Dengan demikian, terdapat kontraksi pada sisi permintaan yang akhirnya membatasi aksi penggalangan dana pelaku industri.

Di sisi lain, penggalangan dana di pasar modal hanya menjadi pilihan perusahaan besar yang telah memiliki reputasi yang baik serta peringkat layak investasi. Tak heran bila pendanaan dari bank masih menjadi andalan. 

Harga Minyak Terus Memanas di Tengah Isu Krisis Energi Global

Secara mingguan, harga minyak mentah WTI telah melesat hingga 4,6% dan Brent naik 3,9% berdasarkan kontrak bulan depan. Pemicu dari lonjakan harga minyak yaitu permintaan yang meningkat dari negara-negara pengguna listrik berkapasitas besar.

Di sisi lain, pasokan minyak sulit untuk merangkak naik untuk memenuhi permintaan tersebut. Apalagi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu, yang dikenal dengan OPEC+, pada minggu ini telah menyatakan bahwa mereka tetap berada di jalur penambahan produksi secara bertahap.

Selamat membaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper