Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Prudential, Perolehan Dana untuk Bayar Utang

Perusahaan asuransi yang berbasis di London Prudential Plc bakal melepas saham baru senilai US$2,89 Miliar di bursa Hong Kong untuk memperbesar pertumbuhan di wilayah Asia dan Afrika.
Ilustrasi - peluncuran produk PRUlink generasi baru dan Prudential di Jakarta, Kamis (20/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Ilustrasi - peluncuran produk PRUlink generasi baru dan Prudential di Jakarta, Kamis (20/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Prudential Plc memastikan sebagian besar dana yang diperoleh melalui penawaran saham baru di bursa Hong Kong digunakan untuk membayar utang. 

Dilansir Bloomberg pada Minggu (19/9/2021), Prudential bersiap menawarkan 130,8 juta saham atau sekitar 5 persen dari modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Pelepasan saham di bursa Hong Kong bakal menambah modal senilai US$2.89 miliar. 

Meski disebutkan aksi ini untuk mejaga pertumbuhan jangka panjang di pasar Asia dan Afrika, sebagian besar atau US$2,25 miliar dari hasil penjualan untuk menebus utang. Sisanya baru ditempatkan untuk memperluas bisnis di dua benua. 

Saham baru ini akan ditawarkan senilai 172 dolar Hong Kong (US$22.10) per lembar dan mulai diperdagangkan pada 4 Oktober.

"[Perusahaan] fokus pada peluang pertumbuhan struktural jangka panjang," ungkap Group Chief Executive Mike Wells.

Penawaran tersebut dilakukan setelah Prudential menyelesaikan pemisahan unit di Amerika Serikat.

Entitas Prudential di Amerika Serikat, Jackson Financial Inc menilai langkah tersebut bakal mengakselerasi persaingan dengan AIA Group. Konglomerat asuransi yang berbasis di London ini telah memimpin pasar di Asia Tenggara kecuali Thailand. Dengan pelepasan porsi saham ini, perusaahaan siap menghadapi persaingan yang lebih ketat dengan AIA di China. Pasar dengan populasi tertinggi di dunia juga pertumbuhan kelas menengahnya.

Direktur Eksekutif Prudential James Turner mengatakan perusahaan tengah membangun kapasitas untuk melayani 50 juta pelanggan hingga 2025. Kini, perusahaan telah memiliki lebih dari 17 juta pelanggan di Asia dan Afrika.

Kendati terjadi pergeseran pada iklim bisnis di China setelah kampanye kemakmuran bersama Presiden Xi Jinping di China dan adanya pengendalian pada sektor swasta, Prudential masih meyakini bahwa hal tersebut menguntungkan.

“Satu hal yang kami perhatikan adalah bahwa semua regulasi ini mulai mendekati dengan model bisnis kami. Apa yang kami lihat adalah regulasi untuk meningkatkan kualitas produk proteksi yang dijual kepada pelanggan. Ini adalah hal yang positif untuk pelanggan kami dan tentunya bagi bisnis kami," kata Turner.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper