Bisnis.com, JAKARTA - Pengajuan kebijakan insentif bagi produsen mobil listrik (EV) dari Amerika Serikat memicu penolakan dari pemain non Amerika, termasuk Toyota Motor Corp., Tesla Inc. and Rivian Automotive Inc.
Kebijakan yang dijaukan oleh parlemen Demokrat dalam rencana belanja 10 tahun yang diumumkan pada Jumat (10/9/2021) akan menerapkan potongan harga point of sale (POS) sebesar US$7.500 untuk kendaraan listrik selama 5 tahun pertama.
Terdapat insentif tambahan US$4.500 bagi perusahaan yang merakit mobilnya di fasilitas serikat. Hal ini akan menguntungkan bagi tiga produsen terbesar yang berbasis di Detroit seperti General Motors Co., Ford Motor Co., dan Stellantis NV yang seluruh karyawannya tergabung dalam serikat United Auto Workers (UAW).
"[Draf aturan ini] mendiskriminasi karyawan otomotif AS yang memilih tidak berserikat. Kami juga akan berjuang untuk memfokuskan pembayar pajak guna membuat semua kendaraan listrik dapat diakses oleh konsumen Amerika," kata Toyota dalam pernyataan seperti dikutip Bloomberg.
Chief Executive Officer Tesla Elon Musk mengungkapkan melalui media sosialnya bahwa proposal tersebut sangat dipengaruhi oleh UAW.
Sementara itu, penjual terbesar mobil listrik di AS, Tesla akan diuntungkan dengan adanya pencabutan batasan bagi perusahaan yang telah menjual kendaraan 200.000 kendaraan. Keuntungan juga dirasakan oleh General Motors (GM)
Baca Juga
"Ini ditulis oleh Ford/pelobi UAW, karena mereka mebuat mobilnya di Meksiko. Tidak jelas bagaimana ini melayani pembayar pajak Amerika," kata Musk dalam Twitter-nya.
Honda Motor Co. juga mengatakan bahwa hal tersebut diskriminatif dan mendesak Kongres menghapusnya.
Produsen truk listrik yang dimiliki oleh Amazon.com, Rivian, mengatakan kebijakan tersebut sudah mengarah kepada langkah yang benar, tetapi akan membingungkan pembeli potensial.
“Rivian mendukung ekspansi langsung tanpa hambatan buatan untuk mendorong adposi EV ke sebanyak mungkin rumah tangga,” ungkap Irvine, perusahaan rintisan yang memproduksi pickup elektrik di California.
Produsen mobil asing dan non-serikat lainnya telah menyuarakan kegelisahan mereka setelah Presiden Joe Biden tampak ingin memenangkan perusahaan di Detroit dalam penjualan mobil listrik. Hal ini seiring dengan tujuan nasional Biden agar setengah dari mobil baru yang dijual di AS merupakan kendaraan bebas emisi pada 2030.
Badan Anggaran Amerika juga berencana memberikan potongan US$500 tambahan untuk kendaraan yang menggunakan baterai yang diproduksi di dalam negeri.
Rencana undang-undang tersebut masuk dalam peraturan pajak dan pengeluaran US$3,5 triliun, kata Dan Kildee, anggota Demokrat Michigan. Namun, pengesahan tertunda karena Senator Joe Manchin, seorang Demokrat yang suaranya sangat penting di Senat AS mengajukan keberatan terhadap lantaran kekhawatiran pajak dan inflasi.