Bisnis.com, JAKARTA – KJRI Guangzhou dan KBRI Beijing terus memperkuat kerja sama dengan Provinsi Fujian, China, dalam kerangka “Belt and Road Initiative” serta sektor lain seperti energi terbarukan, maritim, dan ekonomi digital.
Baru-baru ini, KJRI Guangzhou dan KBRI Beijing telah menyelenggarakan Forum Bisnis bertemakan “China (Fujian) Indonesia Green Economic Cooperation Conference". Forum bisnis ini diselenggarakan berkat kerja sama dengan Departemen Perdagangan Provinsi Fujian, Kadin (CCPIT) Xiamen, dan Topwe Indonesia Investment Service Center.
Forum bisnis ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari Asean-China Center, lebih dari 100 peserta daring dan luring serta para pembicara yang berasal dari perusahaan dan kawasan industri Indonesia seperti Kawasan Industri Bintan, Kawasan Industri Aviarna, JIIPE-Java Integrated Industrial & Ports Estate, serta Fuzhou Yuanhong Investment Zone yang merupakan mitra Indonesia dalam kerangka kerja sama “Two Countries Twin Parks” Indonesia-Tiongkok cq Provinsi Fujian.
Deputi DG, Departemen Perdagangan Provinsi Fujian Huang Dezhi mengatakan forum bisnis kali ini diselenggarakan dalam rangka mengimplementasikan kesepakatan pemimpin kedua negara untuk memperkuat kerja sama dalam kerangka “Belt and Road Initiative”.
“Indonesia merupakan negara tujuan investasi terbesar Fujian di Asean dan mitra dagang terbesar kedua,” katanya, dikutip dari keterangan resminya, Jumat (10/9/2021).
Seperti diketahui, nilai perdagangan Indonesia dan Fujian pada tahun lalu meningkat 8,3 persen. Hingga semester I/2021, nilai perdagangan Indonesia-Fujian meningkat 29,8 persen dibandingkan periode yang sama 2020.
Pada Januari 2021, Indonesia dan Fujian telah menandatangani kesepakatan pembentukan kerja sama “Two Countries Twin Parks” yang menandai penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia-China.
Duta Besar Luar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun mengatakan Indonesia dan China telah menjalin hubungan kemitraan komprehensif strategis sejak 2013. Kedua negara telah menandatangani MoU sinergi Belt and Road Initiative dengan Poros Maritim Dunia pada 2018.
Pada 2020, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$78,5 miliar. Untuk paruh pertama 2021, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 53,5 miliar. Terkait investasi, pada 2020 China mencatat nilai realisasi investasi sebesar US$4,8 miliar, sedangkan untuk periode semester I/2021 mencatat angka US$1,7 miliar.
“Capaian ini sementara menempatkan Tiongkok sebagai investor asing ke-3 terbesar di Indonesia,” katanya.
Djauhari menjelaskan terkait dengan kerja sama energi, Indonesia dan China pada 2017 telah menandatangani MoU mengenai Kerja Sama Energi yang merupakan wujud komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama bidang energi terbarukan dan perlindungan lingkungan.
Sejalan dengan komitmen Pemri sesuai dengan Paris Agreement, Dubes Djauhari meyakini kerja sama sektor ekonomi hijau antara Indonesia dan China akan saling melengkapi target pemimpin kedua negara untuk mengurangi emisi karbon dan karbon netral pada waktu yang telah ditentukan.
“Untuk jangka panjang, kerja sama ekonomi hijau akan memberikan kontribusi penting bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kerja sama ekonomi hijau Indonesia-Fujian diharapkan akan terus mempromosikan investasi dan pembangunan berkualitas tinggi bagi kedua pihak,” katanya.