Bisnis.com, JAKARTA – Eksportir memperkirakan volume pengiriman kopi tahun ini bakal lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu karena persoalan logistik global yang masih dihadapi.
Ketua Bidang Kopi Speciality dan Industri Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia Moelyono Soesilo menyebutkan, harga rata-rata kopi saat ini 15 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, pelaku usaha tidak dapat memanfaatkannya secara optimal akibat kendala pengapalan.
“Permintaan sebenarnya tidak ada masalah. Namun, ekspor tidak optimal karena kelangkaan kapal dan kontainer terjadi tahun ini. Banyak pengiriman yang tertunda dan kondisi tersebut tidak ada tahun lalu,” kata Moelyono, Jumat (10/9/2021).
Moelyono menjelaskan, biaya pengiriman saat ini bisa mencapai 25 sampai 30 persen dari nilai muatan untuk tujuan Eropa dan Amerika Serikat. Nilai itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pandemi ketika biaya pengiriman hanya berkisar 5 persen dari muatan.
“Kendalanya sekarang hanya di logistik. Untuk standar tidak lagi menjadi isu bagi kopi Indonesia,” kata dia.
Data Kementerian Perdagangan memperlihatkan bahwa ekspor kopi, teh, dan rempah-rempah dalam kode HS 09 selama kurun Januari–Juli 2021 bernilai US$756,2 juta, naik tipis 1,02 persen dibandingkan dengan Januari–Juli 2020 yang bernilai US$748,6 juta.
Dari sisi volume, ekspor memperlihatkan penurunan dari 302.905 ton menjadi 293.184 ton.