Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor minyak sawit pada Juli 2021 naik 716.000 ton menjadi 2,74 juta ton menurut laporan terbaru Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).
Kenaikan ekspor terbesar pada olahan CPO sebesar 548.000 ton menjadi 2,11 juta ton dan CPO naik 104.000 ton. Secara tahunan, volume ekspor selama kurun Januari sampai Juli 2021 turun 0,6 persen dari pada periode yang sama pada 2020.
"Nilai ekspor produk minyak sawit Juli 2021 mencapai US$2,80 miliar. Naik US$684,5 juta dari pada Juni 2021," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam siaran pers yang dikutip Jumat (10/9/2021).
Kenaikan nilai ekspor didukung oleh kenaikan harga rata-rata CPO dari US$1.054 per ton pada Juni menjadi US$1.124 ton cif Rotterdam pada Juli 2021.
Kenaikan volume ekspor terbesar terjadi untuk tujuan 27 negara Uni Eropa yang bertambah 139.200 ton menjadi 509.700 ton, India bertambah 122.500 ton menjadi 231.200 ton, impor Pakistan bertambah 119.400 ton menjadi 277.200 ton, dan pengiriman ke China yang bertambah 104.100 ton menjadi 522.200 ton.
"Konsumsi dalam negeri pada Juli turun 13,1 persen menjadi 1,44 juta ton secara bulanan," tambah Mukti.
Penurunan terbesar terjadi pada konsumsi untuk biodiesel sebesar 121.000 ton menjadi 556.000 ton, kebutuhan pangan berkurang 95.000 ton menjadi 708.000 ton, sedangkan kebutuhan oleoiimia turun 2.000 ton menjadi 180.000 ton
"Secara tahunan, konsumsi dalam negeri 2021 naik 6,9 persen dibandingkan dengan 2020," katanya.
Produksi CPO Juli mencapai 4,05 juta ton, turun 426.000 ton dari produksi pada Juni yang disebabkan faktor musiman. Produksi PKO Juli juga turun menjadi 385.000 ton dari 426.000 ton pada Juli.
Meski demikian, tren produksi selama 2021 naik dengan laju rata-rata 177.000 ton per bulan. Secara tahunan, produksi CPO sampai Juli lebih tinggi 4,6 persen dari pada produksi 2020. Adapun stok akhir Juli naik 49.000 ton menjadi sebesar 4,54 juta ton.