Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menyiapkan enam proyek carbon capture, utilization and storage (CCUS) untuk mengurangi emisi karbon di industri minyak dan gas bumi atau migas. Keenam proyek CCUS itu nantinya akan diterapkan di wilayah kerja migas.
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan bahwa penerapan CCUS menjadi salah satu pembahasan penting untuk mengurangi karbondioksida atau CO2 dari industri migas.
“Perjalanan panjang di Indonesia untuk proyek CCUS dimulai dari sekitar 2011, atau sudah kurang lebih sejak 10 tahun yang lalu,” katanya dalam webinar yang digelar pada Rabu (8/9/2021).
Tutuka menjelaskan, enam proyek CCUS di industri migas yang sedang dikaji pemerintah adalah di Lapangan Gundih yang sedang dikembangkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), J-Power, dan Japan Nus Co. Ltd.
Selain itu akan ada proyek CO2-enhanced oil recovery (EOR) di Lapangan Sukowati yang dilakukan Pertamina EP bersama Japan Petroleum Exploration (Japex) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Migas Lemigas.
Selanjutnya, sedang dilakukan pengkajian untuk menerapkan CCUS-EOR di Lapangan Limau Biru oleh Japex dan Lemigas yang juga terlibat di proyek MRV Methodology.
Dua proyek lainnya adalah Sink Match oleh ITB dan Japan Nus Co. Ltd., serta proyek CCUS di Tangguh oleh BP Berau Ltd. dan ITB.
Tutuka menuturkan, masih ada proyek potensial lainnya yang sedang dikaji untuk menerapkan CCUS, seperti Banggai Ammonia Plant oleh Panca Amara Utama, Lapangan Sakakemang oleh Repsol, Lapangan Abadi Masela oleh Inpex, dan Blue Ammonia Production oleh Toyo Engineering dan Pertamina Hulu Energi.
“Storage untuk menyimpan CO2 yang berasal dari Gundih, Sukowati, Tangguh totalnya kurang lebih hampir 50 juta ton CO2,” ucapnya.