Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Faisal Basri: Bermasalah Sejak Awal!

Ekonom Faisal Basri turut mengkritisi soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang mengalami pembengkakan biaya.
Pakar Ekonomi Faisal Basri memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia, di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (10/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pakar Ekonomi Faisal Basri memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia, di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (10/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Faisal Basri turut memberikan pendapatnya terkait dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang biayanya membengkak hingga Rp69 triliun.

Dalam cuitannya di akun twitter @FaisalBasri, dia mengatakan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami cost overrrun miliaran dolar.

“Proyek mubadzir ini sudah ditengarai bermasalah sejak awal,” ujarnya sebagaimana dikutip, Sabtu (4/9/2021).

Pada kesempatan itu, dia juga menyematkan tautan tulisannya 6 tahun silam tentang proyek tersebut yang dimuat di laman faisalbasri.com.

Faisal menganalisis bahwa kalau lancar, Jakarta-Bandung bisa ditempuh paling lama 2 jam lewat jalan tol Cipularang. Pilihannya pun banyak, bisa dengan kendaraan pribadi, travel seperti Cititrans atau Baraya atau Cipaganti dan banyak lagi, dan bus.

Titik awal dan titik akhir sangat banyak. Mau dari Bandara Soekarno-Hatta, Hotel Kartika Chandra, SCBD, Bintaro, BSB, Kampung Rambutan, Lebak Bulus, dan banyak lagi.

Di Bandung bisa turun dimana saja sejak keluar dari pintu tol Pasteur hingga tujuan akhir yang beragam pula. Jadi sangat fleksibel, dari titik awal terdekat dengan rumah atau kantor ke tujuan akhir yang paling dekat.

Pilihan lain adalah kereta api Parahyangan dari Gambir atau Jatinegara. Waktu tempuh lebih pasti, sekitar 3 jam. Bisa juga naik pesawat, sekitar 20-25 menit.

Kereta cepat (bullet train) ditargetkan sekitar 45 menit. Jadi mengirit waktu 2 jam 15 menit dibandingkan dengan kereta api Parahyangan atau 1-1,5 jam lebih cepat dibandingkan dengan kendaraan pribadi atau travel tanpa macet.

Menurutnya, kehadiran kereta cepat sangat tidak mendesak. Apalagi mengingat kereta cepat sejenis Shinkansen pada galibnya hadir untuk jarak jauh seperti Tokyo-Osaka yang jaraknya hampir sama dengan Jakarta-Surabaya.

Sebagaimana diketahui, disampaikan bahwa proyek itu mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) yang diperkirakan mencapai US$4,9 miliar atau setara Rp69 triliun hingga komunikasi yang kurang baik antara konsorsium China dan Indonesia.

Hingga Sabtu siang, cuitan Faisal itu disukai oleh 2.700 pengguna twitter dan di-tweet kembali oleh 1000 pengguna serta dikomentari oleh 107 pengguna.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper