Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Covid-19, Proyek-Proyek Strategis MIND ID Masih Tertunda

Pengerjaan proyek tertunda lantaran mobilitas tenaga kerja dan peralatan proyek masih terhambat adanya pembatasan pergerakan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Grup Mining and Industry Indonesia (MIND ID) Orias Petrus Moedak mengungkapkan bahwa pengerjaan sejumlah proyek strategis milik anak usahanya masih mengalami penundaan akibat situasi pandemi Covid-19.

Pengerjaan proyek tertunda lantaran mobilitas tenaga kerja dan peralatan proyek masih terhambat adanya pembatasan pergerakan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Proyek yang masih terganggu proses pembangunannya tersebut, seperti proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Inalum (Persero) dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Mempawah, Kalimantan Barat, serta proyek pot upgrading atau peningkatan teknologi tungku reduksi smelter dan refinery alumina milik Inalum, dan lainnya.

"Proyek smelter grade alumina di Kalimantan Barat itu alami penundaan karena pekerja dari China tau dari PT PP tidak bisa ke sana, pergerakan terganggu. Proyek-proyek juga tertunda karena kedatangan dari peralatan yang diperlukan terganggu sebab kegiatan pelabuhan di luar negeri terganggu," ujar Orias dalam konferensi pers, Selasa (31/8/2021).

Oleh karena itu, penyelesaian proyek-proyek MIND ID berpotensi mengalami pergeseran waktu. Orias berharap pada September 2021 ini, kasus Covid-19 berangsur menurun sehingga mobilitas pekerja dan peralatan menjadi lebih lancar.

Pihaknya juga berupaya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang tidak membutuhkan kehadiran fisik, seperti pemesananan barang dan penyelesaian desain engineering.

"Kalau proyek pot upgrading di Inalum kami jadwalkan akan mulai September ini. Butuh waktu 2 tahun [penyelesaian proyek] untuk hasilkan tambahan 10 persen," kata Orias.

Adapun, Inalum melalui pot upgrading berencana menambah kapasitas produksi Inalum sekitar 25.000-30.000 ton alumunium per tahun. Saat ini, kapasitas smelter Inalum di Kuala Tanjung, Sumatra Utara mencapai 250.000 ton aluminium per tahun. Investasi yang dibutuhkan untuk modernisasi mencapai sekitar US$100 juta.

Sementara itu, untuk proyek smelter tembaga PT Freeport Indonesia, Orias masih optimistis konstruksi bisa selesai sesuai target pada 2023. Hal ini didukung dengan pekerjaan fisik yang telah dilakukan Freeport di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Menurut catatan Bisnis, Freeport telah menandatangani kontrak kerja sama untuk kegiatan engineering, procurement, dan construction (EPC) dengan PT Chiyoda International Indonesia untuk proyek di JIIPE pada Juli 2021 lalu. Konstruksi diperkirakan akan dimulai pada September atau Oktober 2021 mendatang.

"Smelter itu rata-rata 2 tahun. Pekerjaan fisik seperti yang sudah dilakukan Freeport di JIIPE itu juga membantu kelanjutan proyek," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper