Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan e-commerce dan teknologi besar terus mendorong permintaan ruang perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta, ungkap konsultan properti Savills Indonesia.
Anton Sitorus, Director Research & Consultancy Savills Indonesia, mengemukakan pasar perkantoran di CBD Ibu Kota mencatat sejumlah penyelesaian baru pada semester pertama di tengah aktivitas sewa yang lambat selama 2 tahun terakhir sebagai akibat dari pandemi.
Dua proyek besar baru, RDTX Place dan Trinity Tower (Daswin Office Project), baru saja selesai dan dibuka untuk penyewa. Keduanya berlokasi di Kuningan dan menyediakan sekitar 164.000 m2 pasokan tambahan ke pasar. Akibatnya, total stok meningkat menjadi sekitar 6,84 juta m2.
Dari total persediaan di CBD, pasokan Grade A mendominasi yakni sekitar 40 persen, diikuti pasokan Grade B sekitar 27 persen dan pasokan Grade Premium sekitar 24 persen. Sementara itu, pasokan Grade C menyumbang sekitar 9 persen dari total stok.
Di sisi permintaan, perusahaan e-commerce dan teknologi besar terus mendorong permintaan di CBD. Beberapa dari mereka mengambil kesempatan untuk mendapatkan sewa besar di gedung-gedung baru yang menonjol.
Penyewa utama di bidang perbankan, minyak dan gas serta barang konsumsi dan perdagangan juga aktif mencari penawaran oportunistik di gedung baru dengan fasilitas yang jauh lebih baik untuk kebutuhan ekspansi dan relokasi pada masa mendatang.
Secara keseluruhan, penyerapan bersih pada paruh pertama 2021 mencapai sekitar 48.114 m2, peningkatan substansial dari semester sebelumnya didukung oleh pasokan tambahan yang substansial selama periode tersebut.
Indikasi Pasar Perkantoran di CBD Jakarta
Bangunan Kelas A menyerap sebagian besar permintaan bersih dengan sekitar 80 persen, sedangkan bangunan Kelas Premium dan Kelas B masing-masing menyerap sekitar 10 persen dari penerimaan bersih selama periode ini.
“Dengan lebih banyak pasokan tambahan dibandingkan dengan penerimaan bersih, lowongan naik menjadi sekitar 25,4 persen pada akhir semester I/2021,” kata Sitorus.
Kekosongan Menekan Sewa
Dari sisi tingkat sewa, peningkatan kekosongan terus menekan harga. Dengan semakin banyaknya ruang yang tersedia di pasar, para pemilik gedung, khususnya yang baru selesai dibangun, berlomba-lomba memikat penyewa dengan menawarkan paket sewa yang menarik dengan berbagai insentif.
Hal ini telah menguntungkan penyewa terutama bisnis yang masih berkembang seperti e-commerce, fast-moving consumer goods (FMCG), minyak dan gas, serta perusahaan farmasi.
Secara keseluruhan, harga sewa di CBD selama semester I/2021 turun 3,7 persen dibandingkan dengan akhir tahun lalu (year-to-date/ytd), dengan gedung Grade A dan Premium Grade mengalami koreksi substansial sekitar 5 persen. Dengan demikian, rata-rata harga sewa kini Rp191.600 per m2 per bulan.
Bangunan Kelas Premium saat ini mengenakan biaya sewa Rp307.300 per m2 per bulan, sedangkan bangunan Kelas A rata-rata Rp211.800 per m2 per bulan.
Untuk prospek pasar, Savills memprediksi pasar perkantoran di CBD Jakarta akan menerima lebih dari 800.000 m2 potensi pasokan selama 3 tahun ke depan.
Total 282.000 m2 akan memasuki pasar pada tahun ini dan lebih dari 382.000 m2 pada 2022. Dengan lebih banyak bangunan baru yang menawarkan kualitas yang jauh lebih baik dan paket sewa yang menarik, permintaan dari penyewa yang berkembang serta pertumbuhan e-commerce dan perusahaan teknologi yang mencari perusahaan kantor di lokasi perwakilan kemungkinan akan tumbuh juga.