Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Anak Usaha UNTR Hadapi Tekanan Bisnis Batu Bara

Tambang batu bara dituntut untuk mengitui tuntutan global menuju transisi energi baru terbarukan.
Kegiatan operasional PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk. yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan./ United Tractors
Kegiatan operasional PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk. yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan./ United Tractors

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk. (UNTR), mendalami pengembangan hilirisasi batu bara dan teknologi carbon capture untuk memitigasi tuntutan global menuju transisi energi bersih.

Presiden Direktur Pamapersada Nusantara (PAMA) Frans Kesuma menyadari bahwa tekanan terhadap industri batu bara makin menguat seiring dengan dorongan dunia internasional untuk beralih ke energi bersih. Menurutnya, ada dua kunci yang bisa dilakukan untuk memitigasi tekanan tersebut.

"Ada dua hal yang harus dipikirkan dan menjadi bagian dari studi kami di PAMA, yakni hilirisasi dan carbon capture, utilization, and storage [CCUS]. Kami sadar tekanan industri sangat kuat dan kita hanya bisa memitigasi dengan cara itu," ujar Frans dalam sebuah webinar, Senin (17/8/2021).

Menurutnya, teknologi carbon capture merupakan salah satu solusi untuk bisa tetap memanfaatkan batu bara tanpa bertentangan dengan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris dalam mengurangi emisi karbon.

Sementara itu, pengembangan hilirisasi batu bara juga dinilai akan mereduksi secara signifikan emisi karbon yang dihasilkan oleh penggunaan batu bara.

"Kami paham yang semua protes terhadap batu bara hanya satu sebetulnya, yakni karbon. Kalau itu bisa di-capture itu semuanya hilang. Hilirisasi juga merupakan salah satu cara untuk menurunkan karbon secara signifikan sehingga batu bara dapat dimanfaatkan tanpa bertentangan keras dengan Perjanjian Paris," katanya.

Adapun, selain menjalankan bisnis kontraktor tambang, PAMA melalui anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung, juga memiliki konsesi tambang batu bara di Kalimantan Tengah.

Frans menambahkan, upaya lain yang dilakukan perusahaan untuk menghadapi tekanan terhadap industri tambang batu bara adalah melakukan diversifikasi ke bisnis pertambangan emas dan pengembangan energi baru terbarukan.

"Kami tidak memiliki cadangan [batu bara] yang besar dan akan habis dalam 10-15 tahun sehingga mau tidak mau menghadapi kondisi yang sulit, terutama ESG [environmental, social, and governance] concern, kami mempersiapkan diversifikasi ke tambang emas dan mineral lain, serta masuk ke energi terbarukan, seperti hidro, solar PV, dan lainnya," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper