Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengawasan China Meluas, Investor Harus Waspada

Beberapa sektor yang menurut para analis bisa berisiko antara lain, perusahaan kecantikan, hewan peliharaan, dan logistik.
Presiden China Xi Jinping melambaikan tangan di Beijing, China, 1 Juli 2021. China akan menyumbang dua miliar dosis vaksin dan 100 juta dolar untuk membantu negara-negara berkembang./Antara-Reuters
Presiden China Xi Jinping melambaikan tangan di Beijing, China, 1 Juli 2021. China akan menyumbang dua miliar dosis vaksin dan 100 juta dolar untuk membantu negara-negara berkembang./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Investor di China memiliki alasan lebih lanjut untuk berhati-hati setelah Beijing merilis rencana kerja lima tahun yang mencakup kerangka kerja dan undang-undang pengawasan menyeluruh.

Sektor apa pun yang dianggap bersinggungan dengan kepentingan nasional dapat dibidik oleh pemerintah.

Para ahli strategi mengatakan target yang akan datang dapat mencakup apa pun yang bertentangan dengan prioritas Beijing untuk meningkatkan kesetaraan, mengurangi kesenjangan kekayaan, dan mendorong orang untuk memulai keluarga.

"Sektor-sektor yang terkait dengan mata pencaharian masyarakat dan yang menikmati margin lebar, semuanya menghadapi risiko kebijakan,” kata Daisy Zhao, kepala investasi di Shenzhen Jianhong Times Asset Management Co, dilansir Bloomberg, Kamis (12/8/2021).

Beberapa sektor yang menurut para analis bisa berisiko antara lain, perusahaan kecantikan, hewan peliharaan, dan logistik.

Jackson Wong, Direktur Manajemen Aset di Amber Hill Capital Ltd. mengatakan manufaktur untuk bahan kimia kosmetik, seperti Bloomage Biotechnology Corp., Shanghai Haohai Biological Technology Co. dan Imeik Technology Development Co., yang merencanakan pencatatan di Hong Kong bisa jadi target selanjutnya.

Sementara itu, industri hewan peliharaan China yang sedang berkembang saat ini hampir tidak memiliki peraturan. He Qi, manajer dana di Huatai Pinebridge Fund Management, menambahkan bahwa sektor ini dapat dianggap bersaing dengan upaya untuk menurunkan biaya hidup dan mendorong lebih banyak pasangan untuk memiliki anak.

Adapun, perusahaan logistik dan penyedia layanan pengiriman mungkin menghadapi tekanan, setelah pedoman yang menyoroti hak pengendara pengiriman makanan menghantam saham Meituan dan lainnya.

Perusahaan padat karya yang harga kompetitifnya sebagian besar bergantung pada tunjangan yang tidak lengkap dan upah rendah ini juga dapat diminta untuk memperbaiki dan mempersempit margin.

Sejauh ini, pengawasan Beijing terhadap perusahaan teknologi segera diikuti dengan perbaikan kinerja setelahnya.

Semua perusahaan berupaya untuk menebus pelanggaran mereka. Beberapa kesepakatan juga telah dibatalkan, termasuk IPO startup e-commerce Xiaohongshu dan penggabungan streamer video game senilai US$6 miliar.

Namun, pengawasan itu itu tidak menghentikan kesepakatan Tencent untuk membeli pembuat game Inggris, Sumo Group, dengan harga lebih dari US$1 miliar.

Selain itu, beberapa taipan menyumbangkan miliaran dari kekayaan mereka yang besar untuk amal di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang ketidaksetaraan.

Co-founder Xiaomi Corp. Lei Jun menyumbang US$2,2 miliar saham pembuat smartphone kepada dua yayasan dan Wang Xing dari Meituan menggelontorkan US$2,3 miliar saham.

Zhang Yiming dari ByteDance memberikan sekitar US$77 juta untuk dana pendidikan di kampung halamannya sementara Jack Ma dari Tencent telah menjanjikan US$7,7 miliar dari uang perusahaan untuk kesehatan masyarakat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper