Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Garuda (GIAA) Kian Bertambah, Pemerintah Perlu Segera Ambil Sikap

Pemerintah diharapkan segera mengambil sikap terkait dengan beban utang Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diharapkan segera menentukan opsi yang tepat untuk memberikan kejelasan keputusan bagi keberlangsungan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).

Pemerhati penerbangan Alvin Lie mengatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir perlu bergerak lebih cepat dan segera memutuskan kebijakan soal nasib Garuda. Saat ini, sudah terlalu lama nasib maskapai pelat merah tersebut digantung.

Padahal, di sisi lain, emiten dengan kode saham GIAA tersebut juga masih melanjutkan renegosiasi kontrak dengan para kreditur dan lessor secara simultan dengan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan.

“Yang pasti tiap hari beban hutang Garuda makin bertambah. Makin lama tidak ada keputusan dari Pemilik, makin berat beban Garuda. Kasihan dibiarkan menggantung tak jelas,” katanya, Rabu (11/8/2021).

Sebelumnya Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) bersama dengan Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) telah meminta Menteri BUMN Erick Thohir membantu upaya penyelamatan Garuda Indonesia (GIAA) khususnya dalam hal restrukturisasi hutang.

Koordinator Sekber Garuda Indonesia Bersatu Tomy Tampatty mengharapkan pemerintah dapat memilih opsi 1 atau tanpa PKPU sebagaimana dukungan dari Komisi VI DPR RI terkait dengan penyelamatan Garuda Indonesia dalam hal melakukan restrukturisasi hutang.

Bukan itu saja, Tomy juga meminta Erick menjaga kelangsungan GIAA dengan mengambil keputusan yang terbaik atas semua mata acara agenda RUPS yang akan digelar pada 13 Agustus 2021. Manajemen dinilai salah dalam memahami masalah yang terjadi di tubuh Garuda.

Mereka hanya fokus pada masalah keuangan semata dengan melakukan proses reengeneering bidang keuangan termasuk restrukturisasi hutang sebagai pilar utamanya.

Sementara akar masalah utama GIAA, ujar Tomy, cenderung terabaikan. Manajemen, sebutnya, kerap memindahkan masalah jangka pendek menjadi masalah jangka panjang. Padahal masalah fundamental bisnis untuk penciptaan laba itu yang jauh lebih penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper