Bisnis.com, JAKARTA—Penggunaan teknologi sinar UV-C diklaim mampu mengurangi risiko transmisi bakteri dan virus termasuk Covid-19 melalui udara dalam ruangan. UV-C dapat digunakan di gedung untuk desinfeksi udara.
Deddy El Rashid, Praktisi Pengelola Bangunan dan Sekjen BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia menyatakan sangat penting bagi pengelola bagunan untuk mengadaptasi kebiasaan baru. Salah satunya dengan melengkapi dengan alat desinfeksi udara yang aman, efektif dan handal untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi resiko penyebaran penyakit melalui udara, seperti Covid-19.
Dia menjelaskan untuk bangunan profesional terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk menekan risiko penyebaran penyakit melalui udara, yaitu mengontrol sumber virus sebelum masuk ke gedung, memaksimalkan ventilasi udara, dan memasang alat pemurni atau desinfeksi udara.
“Salah satu teknologi yang paling efektif untuk mendesinfeksi baik udara maupun permukaan adalah dengan sinar UV-C. Terutama pada pada panjang gelombang 253.7 nm atau 254 nm, sinar UV-C diketahui paling efektif dalam menonaktifkan segala jenis bakteri dan virus. Karenanya UV-C disebut juga sebagai GUV (Germicidal Ultraviolet) atau UVGI (Ultraviolet Germicidal Irradiation),” ujarnya dalam keterangan resmi Jakarta, Selasa (10/8).
Deddy El Rashid menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara pada diskusi virtual bertajuk: “Perlindungan Gelombang Lanjutan: Desinfeksi Udara dalam Ruang dengan UV-C untuk Mengurangi Risiko Transmisi Virus & Bakteri melalui Udara.”
Deddy El Rashid menyebutkan ada empat aplikasi UV-C yang dapat diterapkan di gedung-gedung profesional, yaitu untuk desinfeksi udara di atas ruangan (upper air), desinfeksi udara pada permukaan coil pendingin, desinfeksi pada saluran udara dan desinfeksi permukaan dalam ruangan.
Baca Juga
Dari keempat aplikasi tersebut, katanya, yang mudah dan efektif dilakukan adalah memasang UV-C air disinfection, khususnya jenis UV-C upper air. Jenis luminer ini dipasang pada ketinggian tertentu dengan mengacu pada pedoman NIOSH perihal radiasi yang aman, sehingga memungkinkan sistem ini untuk mendesinfeksi udara yang bersirkulasi di dalam ruangan secara terus menerus.
“Ventilasi mekanis atau konveksi alami akan mensirkulasi udara yang telah didesinfeksi kembali ke bagian bawah ruang. Perangkat UV-C Upper Air tersebut telah dilengkapi juga dengan pelindung dan optik pada luminer yang sesuai dengan pedoman keselamatan sehingga aman bagi orang-orang yang berada di bawahnya,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Dicky Budiman, Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, mengatakan bahwa pandemi yang menjadi masalah besar bagi manusia itu berupa penyakit yang ditularkan melalui udara.
“Pencegahan transmisi penyakit melalui udara sangat penting, tidak hanya terkait Covid-19 saat ini, tapi juga ke depannya. Teknologi dapat membantu manusia keluar dari situasi krisis seperti sekarang ini, dan menjaga kualitas udara tetap jernih dan sehat supaya terhindar dari berbagai macam potensi penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan jamur,” katanya.
Dicky menjelaskan potensi penularan sangat besar terjadi di dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi memadai. Namun, ruangannya besar tetapi sirkulasi udara juga harus dihitung dengan cermat. Sebagai gambaran, droplet yang dihasilkan orang bersin atau batuk bisa terbawa udara hingga sejauh 9 meter.
“Oleh karena itu, kita perlu memastikan ventilasi dan sirkulasi udara bersih yang memadai, apalagi di ruang-ruang publik tertutup seperti perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah makan, hingga rumah ibadah di mana ada banyak orang beraktivitas,” jelasnya.
Dedy Bagus Pramono, Country Leader Signify Indonesia mengatakan bahwa Signify terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan akan pentingnya menjaga kualitas udara sebagai perlindungan tambahan bagi masyarakat, tidak saja di masa pandemi, tetapi juga setelah pandemi berlalu.
"Pandemi ini memacu kami untuk membawa berbagai aplikasi pencahayaan berteknologi UV-C sebagai solusi yang dapat membantu menangani penyebaran virus, bakteri dan berbagai mikroorganisme pembawa penyakit lainnya. Penggunaan teknologi UV-C dapat turut berperan dalam mempercepat pulihnya kehidupan dan aktivitas masyarakat serta membantu mendorong perekonomian,” imbuhnya.