Bisnis.com, JAKARTA – Nama perusahaan Jepang yang sedang dijajaki sebagai partner dalam mengelola pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat mulai mengerucut menjadi salah satu nama yang potensial, yakni Toyota.
Kepala Kantor KSOP Kelas II Patimban Herry Purwanto mengatakan PT Pelabuhan Patimban Internasional (PT PPI) sebagai badan usaha pemenang dipastikan secara aktif mulai mengelola salah satu pelabuhan terbesar tersebut pada November 2021. Kewajiban utama yang diemban adalah untuk mendatangkan arus kapal yang potensial ke Pelabuhan Patimban.
Dengan demikian kegiatan ekspor juga sudah bisa dimulai secara rutin setelah PT PPI mengambil alih pengelolaan yang saat ini masih dilakukan sementara waktu oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III.
PT PPI, sebutnya, juga tengah menjajaki perusahaan ekspor mobil atau car carrier asal Jepang supaya nantinya bisa turut mengelola secara bersama-sama pada November 2021. Kehadiran perusahaan Jepang tersebut diharapkan menjadi daya tarik bagi kedatangan arus kapal dan perusahaan lainnya untuk masuk ke Patimban karena merupakan salah satu yang terbesar dalam mengekspor mobil.
“Untuk Joint Venture [JV] dengan Jepang, lagi dijajakin nih dengan Toyota. JV ini punya kewajiban mendatangkan kapalnya. Untuk daya tarik tentunya harus harus merangkul perusahaan pelayaran untuk bersama-sama mengelola pelabuhan ini. Jadi harapannya JV dengan perusahaan pelayaran. Rata-rata ekspor mobil juga yang terbesar Jepang kan,” ujarnya, Rabu (4/8/2021).
Mekanisme pelaksanaan JV ini akan dilakukan secara B to B. Selain itu, lanjutnya, untuk mengembangkan terminal kontainer ekspor internasional juga sedang sedang dijajaki dengan perusahaan Jepang lainnya untuk masuk dalam konsorsium juga.
Baca Juga
Meski demikian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengupayakan agar perusahaan yang sedang dijajaki untuk membantu pengembangan kontainer ini tak berasal dari Jepang lagi karena sudah ikut dalam pengembangan terminal kendaraan.
“Targetnya semuanya harus bisa masuk November setelah PT PPI beroperasi. Ini kan lagi berproses nanti November sudah jalan semua baik ekspor jalan dalam negeri juga jalan. Ini kan B to B aja,” imbuhnya.
Terkait dengan proses pengembangan Pelabuhan Patimban, Herry juga menjelaskan rencananya pada akhir tahun ini belum ada penambahan pembangunan infrastruktur dari sisi dermaga. Lelang belum dimulai pada tahun ini lantaran belum adanya persetujuan pencairan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency atau JIC sebagai penyandang dana.
Rencana lelang yang dilakukan adalah untuk pembangunan dermaga dermaga kontainer dan dermaga untuk car terminal serta melakukan reklamai. Dia menyampaikan bahwa mulanya lelang dijadwalkan pada Juni 2021, sehingga pada Oktober 2021 pekerjaan sudah mulai terkontrak dan mulai penunjukkan pennjukan. Namun, dengan belum adanya persetujuannya dari JICA, maka lelang dipastikan mundur.
“Kalau misalnya lelang bisa mulai bulan ini. Sekitar Januari 2022 atau Februari 2022 baru bisa kontraknya untuk paket tahap 1-2. Jadi yang baru dioperasikan saat ini car terminal dan kontainer. Namun sementara ini bongkar muatnya dari dan dermaga ke kapal masih menggunakan crane kapal. Penyediaan crane oleh pemenang belum diadakan 2024,” terangnya.
Adapun konsorsium saat ini masih mempersiapkan perizinan serta fasilitas yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pelabuhan tersebut. Konsorsium juga memperkirakan mulai mengoperasikan terminal kendaraan pada November 2021, setelah semua fasilitas pendukung dan izin yang diperlukan selesai.
Operasional Pelabuhan Patimban akan dibagi menjadi dua area terminal yakni Terminal Kontainer dan Terminal Kendaraan. Juru Bicara Konsorsium Patimban Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan operasional kendaraan terminal bisa dimulai pada November 2021 sedangkan terminal peti kemas tiga tahun berselang atau 2024.
Sementara itu, terminal kontainer diperkirakan akan mulai dioperasikan oleh operator pada 2024, setelah pembangunan fasilitas infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya siap. Kedua terminal ditujukan untuk kegiatan domestik dan ekspor-impor.
Dia menuturkan penetapan pemenang proyek dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), memastikan konsorsium yang dipimpin oleh CTII dan ILSS akan bertindak sebagai pihak yang akan menjalankan operasi Pelabuhan Patimban sampai dengan berakhirnya kesepakatan masa konsesi.