Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Juli 2021 Turun, Kemendag Ungkap Penyebabnya

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Juli 2021 turun  5,17 persen secara bulanan.
Stok beras di gudang Bulog Lampung./Antara-Ruth Intan Sozometa Kanafi
Stok beras di gudang Bulog Lampung./Antara-Ruth Intan Sozometa Kanafi

Bisnis.com, JAKARTA — Harga gabah di tingkat petani dan harga beras eceran turun pada Juli 2021 dibandingkan dengan sebulan sebelumnya. Penurunan terjadi setelah sempat mengalami kenaikan pada periode Maret sampai Juni atau setelah panen raya.
 
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Juli 2021 turun  5,17 persen secara bulanan. Harga beras di tingkat eceran juga turun 0,25 persen pada Juli 2021, mengikuti tren harga beras premium di tingkat penggilingan yang turun `1,42 persen menjadi Rp9.402 per kilogram (kg).
 
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan penurunan harga ini berdampak pada turunnya Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juli sebesar 0,11 persen secara bulanan. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani lebih rendah dari indeks harga yang dibayarkan petani.
 
“Salah satu faktor penyebab penurunan harga gabah dimaksud akibat terjadinya surplus yang besar karena sejumlah sentra produksi memasuki masa panen, sementara permintaan di masyarakat mengalami penurunan akibat dampak pandemi Covid-19,” kata Oke kepada Bisnis, Selasa (3/8/2021).
 
Hal ini setidaknya terlihat dari pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang mencapai 3.497 ton per hari, lebih tinggi dari pasokan normal yang berkisar 2.500 sampai 3.000 ton per harinya. Di sisi lain, penyaluran beras oleh Perum Bulog dalam rangka operasi pasar juga hanya berjumlah 26,379 ton sepanjang Juli 2021, lebih rendah dari rata-rata pasokan bulanan yang mencapai 80.000 ton.
 
Oke mengatakan pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap gabah di petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) sebagai respons atas penurunan harga gabah. Penugasan Bulog untuk menyalurkan beras operasi pasar dan bantuan sosial juga diharapkan dapat mengurangi stok beras di gudang Bulog. Dengan demikian, Bulog dapat kembali menyerap beras atau gabah petani.
 
“Perum Bulog dapat mempercepat penyerapan gabah di petani, sehingga harga gabah di petani dapat kembali pada kondisi normal,” katanya.
 
Sampai minggu kelima Juli 2021, Bulog tercatat telah menyerap 811.858 ton beras. Pengadaan beras dalam dua bulan terakhir adalah sebesar 27.886 ton pada Juni dan 70.159 ton pada Juli, lebih rendah dibandingkan dengan penyerapan pada masa panen Maret dan April yang masing-masing sebesar 223.829 ton dan 310.616 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper