Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) per Agustus 2021 ini hanya mengoperasikan sebanyak 11 destinasi internasional dengan fokus utama penerbangan kargo.
Berdasarkan dokumen Garuda Indonesia Cargo Nomor 019/JKTGCS/VI/2021 yang dikutip Bisnis.com, Senin (2/8/2021), 11 penerbangan internasional yang dioperasikan adalah Singapura (SIN), Kuala Lumpur (KUL), Bangkok (BKK), Sydney (SYD), Shanghai (PVG), Guangzhou (CAN), Hong Kong (HKG), Jepang (HND), Korea Selatan (ICN), Belanda (AMS), serta Jeddah (JED).
Rute-rute tersebut akan dilayani dengan pesawat berbadan lebar atau wide body, freighter, serta operate flight. Rute ke Bangkok akan mengoperasikan freighter di samping wide body, kemudian ke Hong Kong mengoperasikan freighter dan penerbangan kargo.
Sebelumnya, maskapai pelat merah tersebut memastikan untuk menghentikan rute internasional dari dan menuju ke Perth dan Melbourne mulai bulan depan setelah mengkaji bahwa kedua rute tersebut tak menguntungkan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membenarkan bahwa saat ini memang ada sejumlah rute internasional yang bakal dihentikan karena merugi tetapi ada juga rute yang masih dipertahankan karena memiliki potensi. Garuda menerbangi rute internasional dengan prioritas penerbangan kargo karena mayoritas negara menutup pintu perbatasannya.
Maskapai pelat merah tersebut banyak mengisi pesawatnya dengan kargo dan sebaliknya mengangkut penumpang dengan kapasitas terbatas dan khususnya melayani repatriasi baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang harus kembali.
Baca Juga
“Ke depan kami lihat yang mungkin tidak untung karena kondisi dan tidak mungkin kami naikkan kargo, kami hentikan [penerbangan]. Seperti Melbourne, Perth mulai bulan depan kami hentikan. Osaka sudah kami hentikan. Satu penerbangan ke benua Australia yang masih kami pertahankan yakni Sydney,” ujarnya.
Dia menjelaskan rute ke Sydney tetap dibuka kendati frekuensinya dikurangi hanya menjadi seminggu sekali untuk menjaga setidaknya ada konektivitas. Saat ini, paparnya, negeri Kangguru telah mengetatkan pergerakan masyarakat untuk masuk ke negaranya.
Bahkan, Irfan menyebutkan sebelumnya otoritas benua hijau hanya memperbolehkan maksimum sebanyak 50 orang untuk masuk ke negaranya. Namun sebaliknya, untuk penerbangan keluar dari Australia tidak ada pengetatan.
Meski demikian, emiten berkode saham GIAA tersebut masih dapat meraup untung dari 3 rute internasionalnya yakni Bangkok, Hong Kong, dan China di tengah rencana penutupan rute internasional yang membuat rugi.
Irfan melihat masih adanya rute internasional yang menghasilkan pendapatan cukup signifikan bagi Garuda. Dia menyebutkan rute-rute tersebut menguntungkan lantaran tingginya permintaan layanan sewa atau charter.
“Yang untung saat ini [rute] Bangkok, Hongkong, China. Terutama karena China ini banyak charter/sewa. Jadi, mengenai rute-rute internasional ini memang kami akan hentikan karena rugi Hanya saja ada beberapa rute yang kita masih pertahankan meskipun rugi sekarang tapi ada potensi untung,” katanya.