Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CORE Prediksi Potensi Shortfall Pajak Akibat Perpanjangan PPKM

Kontraksi pertumbuhan ekonomi akibat pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat, pada akhirnya akan berdampak juga pada penerimaan pajak.
Petugas melayani pengunjung di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas melayani pengunjung di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yang kini dinamakan PPKM level 4, diperkirakan dapat berdampak pada melambatnya penerimaan pajak serta terjadinya potensi shortfall.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menjelaskan kontraksi pertumbuhan ekonomi akibat pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat, pada akhirnya akan berdampak juga pada penerimaan pajak.

“Dengan adanya PPKM Darurat dan juga pembatasan atau restriksi kegiatan masyarakatm tentu juga akan berdampak terhadap aktivitas perkekonomian, dan pada muaranya akan berdampak terhadap potensi proyeksi penerimaan pajak,” jelas Yusuf pada CORE Midyear Review 2021 secara virtual, Selasa (27/7/2021).

Sebagaimana dengan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di 2020, penerapan PPKM level 4 dan 3 di berbagai daerah, kata Yusuf, dapat menyebabkan terkoreksinya penerimaan pajak di akhir 2021 nanti.

Dari data Kementerian Keuangan yang diolahnya, Yusuf mencatat pertumbuhan penerimaan pajak baik di sektor manufaktur, perdagangan, dan jasa keuangan sama-sama mengalami kontraksi yang cukup dalam selama penerapan PSBB di 2020 dan PPKM di 2021.

“Jadi shortfall-nya kemungkinan akan mengulangi di tahun lalu. Apalagi kalau kita lihat penerimaan pajak per sektor masih kontraksinya cukup dalam ketika pemerintah melakukan restriksi pergerakan masyarakat,” imbuhnya.

Adapun, CORE Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2021 di kisaran 2,5 persen-3,5 persen. Proyeksi tersebut dipangkas dari proyeksi sebelumnya yaitu sekitar 3 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper