Bisnis.com, JAKARTA — PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) mencatat penjualan rumah tapak menjadi magnet konsumen dalam transaksi properti hingga semester I/2021.
Proyek-proyek Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View, Vimala Hills, dan Kota Kertabumi, yang dikembangkan oleh entitas anak Agung Podomoro Land, mencatatkan marketing sales hampir 40 persen dari total marketing sales APLN sampai dengan Juni 2021.
Marketing Director Agung Podomoro Land Agung Wirajaya menilai stimulus yang diberikan oleh Pemerintah kepada industri properti juga berperan penting untuk mendorong konsumsi masyarakat terhadap perumahan, seperti biaya PPN yang berkisar 50–100 persen dan Down Payment (DP) 0 persen menjadikan penjualan properti meningkat.
Sebagai sektor yang mampu memberikan dampak luas ke sektor-sektor ekonomi lainnya, kebangkitan properti akan menjadi kunci recovery ekonomi Indonesia. Perjalanan berbagai krisis ekonomi yang pernah dilalui bangsa ini telah membuktikan hal itu secara jelas,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (28/7/2021).
Agung menjelaskan bahwa perusahaan akan mempercepat proyek di sejumlah lokasi seiring dengan meningkatkan tren pembelian. APLN akan beradaptasi dan berinovasi menyesuaikan gaya hidup dan kebutuhan konsumen properti yang berubah.
“Saat ini kami terus membuka klaster-klaster baru di sejumlah proyek existing untuk memenuhi permintaan konsumen. Kami optimis sampai akhir tahun permintaan terhadap properti akan lebih baik dibandingkan tahun 2020,” jelas Agung.
Sementara itu, emiten properti PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) membukukan pertumbuhan marketing sales sekitar 20 persen-30 persen pada semester I/2021. Perseroan yang dikenal dengan nama Metland ini pun optimistis prospek rumah tapak pada semester kedua tahun ini akan tetap tumbuh.
Perseroan yang dikenal dengan nama Metland ini pun optimistis prospek rumah tapak pada semester kedua tahun ini akan tetap tumbuh. Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan pada dasarnya permintaan rumah bagi end user atau pembeli rumah pertama pada kondisi saat ini masih tetap ada, terutama untuk rumah tapak dengan harga di bawah Rp1 miliar.