Bisnis.com, JAKARTA - Penanaman modal dalam negeri (PMDN) baik itu pada triwulan II/2021 maupun semester I mengalami pertumbuhan yang landai. Sebaliknya terjadi untuk penanaman modal asing (PMA).
Kementerian Investasi mencatat PMDN pada triwulan II minus 1,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Sepanjang semester I, tumbuh 3,5 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laju PMA pada triwulan II mengalami kenaikan 4,5 persen dan tumbuh dua digit pada semester I, yakni 16,8 persen.
Dosen Perbanas Institute Piter Abdullah mengatakan realisasi tersebut masuk akal melihat dari karakteristik investasi dan pengucur modal. Di saat kondisi ekonomi Indonesia yang lesu, lanjutnya, pengusaha dalam negeri pasti ikut terdampak.
"Kondisi ini membuat mereka [pengusaha dalam negeri] berpikir dua kali sebelum melakukan ekspansi," ucapnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Selasa (27/7/2021).
Sementara itu, Piter mengatakan investor asing berasal dari berbagai macam negara dengan kebijakan yang berbeda. Umumnya, mereka tidak bermasalah dengan likuiditas.
Oleh karena itu, dia mengatakan hal yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah fokus memberikan pelayanan yang baik kepada investor asing. Dengan begitu, realisasi investasi bisa segera terwujud.
Baca Juga
“Uangnya masuk, pembangunannya berjalan dengan baik. Jangan sampai terganggu,” imbuhnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, total investasi yang masuk ke Tanah Air Rp442,8 triliun hingga semester I/2021. Adapun, pemerintah menargetkan Rp900 triliun investasi masuk sepanjang tahun. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia masih optimistis target tersebut tercapai meski di tengah gelombang Covid-19.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengatakan bahwa target tersebut bisa saja tercapai. Alasannya, ada investasi yang terdampak pandemi, ada pula yang tidak.
Penanam modal pun dalam mengucurkan dana melihat potensi jangka panjang. Dia mencontohkan industri besi dan baja yang mengalami pertumbuhan cukup besar tahun lalu.
Akan tetapi, yang harus diperhatikan pemerintah adalah bukan pada target. Investasi yang masuk harus memberikan efek berganda ke masyarakat.
“Seperti yang diharapkan kita adalah menciptakan lapangan kerja yang banyak. Kita butuh investasi padat karya yang menyerap tenaga kerja. Jadi bukan hanya dari besaran targetnya saja,” jelasnya.