Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan harga rumah di China melambat untuk pertama kalinya tahun ini pada Juni setelah pihak berwenang meningkatkan langkah-langkah untuk mendinginkan pasar dengan pinjaman KPR yang lebih ketat.
Dilansir Bloomberg, Kamis (15/7/2021), Biro Statistik Nasional menyatakan harga rumah baru di 70 kota, tidak termasuk perumahan bersubsidi negara, naik 0,41 persen bulan lalu dari Mei. Nilai di pasar sekunder, yang menghadapi sedikit intervensi pemerintah, naik 0,28 persen.
Pasar perumahan telah melambat setelah pemerintah memulai gelombang langkah baru untuk menahan lonjakan harga. Beberapa bank telah berhenti menawarkan pinjaman kepada pembeli rumah sejak Mei karena regulator memperketat eksposur real estat pemberi pinjaman, menurut Beike Research Institute.
Lonjakan bunga KPR di beberapa kota juga dapat menyebar lebih luas, mengganggu penjualan, menurut analis Bloomberg Intelligence Kristy Hung.
Regulator perbankan telah mulai mengekang penerbitan sekuritas yang didukung oleh hipotek perumahan, sebuah langkah yang dapat membatasi pinjaman rumah baru dan permintaan pembeli yang lambat.
Pada Mei, para pembuat kebijakan juga mengisyaratkan bahwa mereka mungkin menghidupkan kembali upaya untuk menguji pajak real estat nasional yang telah lama tertunda, sebuah tanda yang lebih kuat dari kesediaan mereka untuk mengendalikan harga.
Baca Juga
Presiden Xi Jinping pada akhir April mengulangi pernyatannya bahwa rumah adalah untuk ditinggali, bukan untuk spekulasi, ketika memimpin pertemuan Politbiro China, badan penguasa tertinggi Partai Komunis.
Pengembang mendorong proyek untuk mengumpulkan uang tunai dan meningkatkan neraca mereka di bawah aturan pinjaman baru yang lebih ketat saat musim pelaporan pendapatan semester pertama mendekat.
Namun, menurut Hung, penjualan mereka bisa kehilangan tenaga dalam beberapa bulan mendatang karena regulator mencegah pinjaman bisnis mengalir ke real estat.