Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Cabut Pembatasan Aktivitas, PM Inggris Siapkan Pidato Khusus soal Ekonomi

Pesan utama dari pidato tersebut yaitu untuk melangkah dari "vaksin vaksin vaksin" (jabs jabs jabs) menjadi "pekerjaan pekerjaan pekerjaan" (jobs jobs jobs).
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali dari Parlemen di London, Inggris, pada Rabu (30/12/2020)./Bloomberg
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali dari Parlemen di London, Inggris, pada Rabu (30/12/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berencana menyampaikan pidato khusus terkait dengan pemulihan ekonomi negara itu seiring upayanya untuk memulai kembali pemerintahan usai pembatasan aktivitas dilonggarkan.

Dilansir Bloomberg, Johnson sedang menyiapkan pidato yang akan disampaikan dalam beberapa hari mendatang, kemungkinan dalam rangka hari kebebasan pada 19 Juli 2021, ujar 3 orang sumber yang mengetahui rencana itu.

Pesan utama dari pidato tersebut yaitu untuk melangkah dari "vaksin vaksin vaksin" (jabs jabs jabs) menjadi "pekerjaan pekerjaan pekerjaan" (jobs jobs jobs), setelah data pada Jumat lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi Inggris melambat ke 0.8 persen pada Mei 2021.

Angka tersebut setengah dari pertumbuhan yang diharapkan. Kenaikan pada April, ketika restoran dan toko mulai dibuka kembali, direvisi turun menjadi 2 persen.

Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai rencana tersebut, juru bicara Johnson tidak merespons.

Hampir semua pembatasan Covid-19 yang tersisa diharapkan akan dicabut pada 19 Juli 2021, misalnya klub malam akan dibuka kembali. Keputusan akhir akan diumumkan pada Senin besok.

Para menteri di Inggris mengutip peluncuran vaksin yang cepat sebagai alasan untuk mengakhiri aturan Covid-19, dengan hampir dua pertiga orang dewasa Inggris sekarang telah mendapatkan dosisi vaksin lengkap.

Kendati demikian, kasus Covid-19 meningkat dengan cepat. Kasus varian delta, yang menyumbang 99 persen dari infeksi di Inggris, naik hampir sepertiga dalam seminggu terakhir menjadi 216.249 kasus, menurut Public Health England.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper