Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usulan PMN BUMN Hingga Rp72,49 Triliun Dinilai Wajar, Asalkan ...

Di tengah lesunya kinerja bisnis akibat dampak Covid-19, maka suntikan PMN ini diharapkan bisa menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
GEDUNG KEMENTERIAN BUMN Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG KEMENTERIAN BUMN Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Usulan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN sebesar Rp72,49 triliun dinilai wajar. Hal ini karena hampir seluruhnya untuk membiayai penugasan pemerintah.

Pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai rencana PMN hingga Rp72,49 triliun tersebut wajar. Apalagi, sebagian besar peruntukannya untuk penugasan atau public service obligation (PSO) dan proses restrukturisasi BUMN.

"Di tengah lesunya kinerja bisnis akibat dampak Covid-19, maka suntikan PMN ini diharapkan bisa stimulasi economic growth," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (8/7/2021).

Selain itu, asumsi perekonomian pada 2022 sudah mulai menggeliat karena program vaksinasi lebih merata sepanjang 2021.

Dengan demikian, mobilitas manusia dan barang sudah lebih normal, sehingga ekonomi sudah lebih bisa bergeliat pada 2022 dan pendapatan negara pun meningkat.

Di sisi lain, target PMN sama dengan rasio dividen ingin menunjukan bahwa kinerja BUMN tidak terlalu buruk sepanjang tahun-tahun pandemi ini. Dengan demikian, investasi pemerintah dengan suntikan PMN akan diimbangi dengan setoran dividen BUMN yang setara.

"Harap diingat bahwa kontribusi BUMN juga harus memperhitungkan sumbangan lainnya seperti pembayaran pajak, nilai belanja modal yang dikerjakan serta penyerapan tenaga kerja," katanya.

Menurutnya, menjaga keberlanjutan BUMN adalah dengan meningkatkan daya saingnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan melalui perbaikan aspek kelembagaan, termasuk pembentukan holding company BUMN.

"Dengan cara ini bisnis BUMN bisa semakin fokus dan kompetitif, sementara pengawasan oleh negara bisa semakin komprehensif karena jumlah BUMN yang diawasi semakin sedikit," urainya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper