Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AirAsia Incar Listing Bisnis Digitalnya di Bursa AS Tahun Ini

AirAsia mengumumkan pada bahwa mereka membeli bisnis Gojek di Thailand seharga US$50 juta melalui penerbitan saham di AirAsia SuperApp.
AirAsia/Bloomberg
AirAsia/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - AirAsia Group Bhd. sedang menjajaki kemungkinan mendaftarkan AirAsia Digital atau AirAsia SuperApp di bursa Amerika Serikat pada awal tahun ini, karena maskapai murah terbesar kedua di Asia Tenggara itu berencana untuk memperluas operasi digitalnya.

“Kami telah menerima banyak minat dari SPAC [special purpose acquisition company]. Kami telah mempekerjakan akuntan, jadi kami menganggapnya cukup serius untuk mengubah akun kami,” untuk mengikuti metode AS,” kata CEO Grup AirAsia Tony Fernandes, dilansir Bloomberg, Kamis (8/7/2021).

Rencana itu muncul ketika maskapai penerbangan murah yang berbasis di Malaysia itu menggandakan strategi digitalnya karena pandemi terus mendatangkan malapetaka pada perjalanan udara. AirAsia mengumumkan pada bahwa mereka membeli bisnis Gojek di Thailand seharga US$50 juta melalui penerbitan saham di AirAsia SuperApp.

Maskapai ini juga diharapkan segera mengumumkan transaksi di BigPay, di mana peningkatan modal akan memberikan unit valuasi yang sangat bagus. Perusahaan fintech-nya juga telah mengajukan permohonan lisensi perbankan digital di Malaysia.

AirAsia juga melihat peluang besar di cabang logistiknya Teleport, dengan rencana menambah pesawat kargo pada September, kata Fernandes. Perusahaan akan menerima pesawat 737 yang disewa, pesawat Boeing Co. pertama di armadanya, karena maskapai bertaruh pada meningkatnya permintaan dari pembelian online.

Kerja sama dengan Gojek akan memungkinkan AirAsia untuk menyediakan berbagai layanan online mulai dari perjalanan dan belanja hingga pengiriman lintas batas, yang akan menciptakan peluang untuk pertumbuhan.

AirAsia telah memperluas operasi digitalnya dalam beberapa tahun terakhir. Fernandes mengatakan pada Maret bahwa bisnis SuperApp perusahaan akan memiliki pendapatan sebesar US$250 juta tahun ini dan layanan digital akan menghasilkan sekitar 50 persen dari penjualan perusahaan dalam waktu lima tahun.

Dalam wawancara terpisah, Fernandes mengatakan perusahaan sedang dalam proses mengerjakan tiga akuisisi lainnya. "Kami akan terus mencari akuisisi yang masuk akal," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper