Bisnis.com, JAKARTA—Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu belakangan diproyeksikan mampu menggeser skenario optimisme pelaku usaha.
Department Head Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan bahwa awalnya pemulihan industri diproyeksikan mulai terjadi pada semester II/2022, sayangnya terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi akan menggeser skenario tersebut.
“Dengan gelombang Covid-19 sekarang yang tidak hanya terjadi di Indonesia, memang agak mengkhawatirkan dan bisa jadi menggeser skenario optimistis tersebut,” katanya kepada Bisnis, Kamis (8/7/2021).
Dendi menuturkan, kondisi yang terjadi saat ini membuat pelaku usaha menekan kerugian untuk bisa bertahan tanpa harus menutup produksinya.
Alhasil, akan sulit mendorong ekspansi industri baik untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Apalagi, lanjut Dendi, secara umum kinerja manufaktur masih turun dan strategi efisiensi masih menjadi yang paling tepat untuk dilakukan saat ini.
Untuk itu, pemerintah sebaiknya mengakomodir strategi efisiensi yang kini banyak digencarkan industry.
“Keputusan menjaga level produksi atau ekspansi tentu bergantung masing-masing perusahaan yang dilihat dari permintaan pasarnya. Kalaupun memang ada peluang ekspor, tentu akan dilakukan. Hanya saja jangan memaksa produksi jika tidak terserap,” ucapnya.