Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia akan terus memperkuat kerja sama di berbagai bidang dengan Australia. Mulai dari penanganan Covid-19, pemulihan ekonomi, perdagangan, investasi, dan persiapan presidensi G20.
Hal tersebut dibahas oleh kedua negara pada Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting (ETIMM) pertama, Selasa (6/7/2021). Pertemuan yang digelar secara virtual tersebut membahas peningkatan kerja sama bidang ekonomi bilateral dan global. ETIMM merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kedua kepala pemerintahan pada Annual Leaders’ Meeting 2020.
Terkait dengan pandemi Covid-19, Airlangga sebagai pemimpin delegasi Indonesia menyampaikan bahwa kedua negara perlu memperkuat kerja sama bilateral serta bertukar pandangan dan pengalaman, dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Dia menyampaikan kepada Australia bahwa pemerintah Indonesia tetap teguh dalam menangani dampak kesehatan dari pandemi. Sebagai Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), dia mengatakan percepatan program vaksinasi dan pemberlakuan PPKM merupakan kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan dan menyambut baik kerja sama dengan Australia untuk menerapkan reformasi struktural dan pengiriman vaksin ini,” katanya dalam siaran pers, Selasa (6/7/2021).
Sejalan dengan hal tersebut, Airlangga juga mengatakan Indonesia memiliki agenda besar Indonesia menjadi high-income country (negara berpendapatan tinggi). Untuk itu, dia menjelaskan pemerintah telah melaksanakan reformasi struktural melalui Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dengan tujuan menyederhanakan perizinan berusaha, mendirikan lembaga pengelola investasi untuk iklim investasi yang lebih baik, serta menetapkan daftar prioritas investasi.
Baca Juga
“Undang-Undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja diharapkan dapat mendorong pelaku usaha Australia untuk lebih optimal dalam memanfaatkan IA-CEPA, AANZ-FTA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, kedua negara turut menegaskan kembali komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berdasar pada prinsip-prinsip yang telah disepakati dalam World Trade Organization (WTO), serta mendukung reformasi yang sejalan dengan kepentingan seluruh anggota WTO.
Adapun, Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan), dengan kemudahan akses berbagai bahan baku dan penolong murah serta berkualitas dari Australia.
Pada sektor perdagangan barang dan investasi, Indonesia dan Australia sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi bersama, serta optimalisasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Airlangga berharap IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) KATALIS dapat mewujudkan konsep "Economic Powerhouse" IA-CEPA melalui kolaborasi kekuatan ekonomi untuk mendorong produktifitas produk industri dan pertanian, dan berkontribusi lebih besar pada global value chains untuk memasok kebutuhan global.
“Mari kita bekerja lebih erat melalui kerja sama ini untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan perlambatan ekonomi kita. Pemerintah Indonesia optimis IA-CEPA dapat membawa Indonesia dan Australia untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan, memperkuat peran kedua negara dalam perubahan nilai global dan meraih masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Adapun, Australia merupakan negara maju yang menjadi salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia dengan penduduk lebih dari 26,1 juta jiwa (2021) dengan rata-rata real GDP growth 2,44 persen per tahun selama lima tahun terakhir, yaitu dari 2015 sampai dengan 2019.
Hingga kuartal I/2021, Australia telah mencatatkan investasi sebesar US$59,5 juta dengan jumlah 321 proyek investasi yang meliputi berbagai sektor seperti pertambangan, industri logam dasar, barang logam, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hotel dan restoran.
Selanjutnya, terkait Presidensi Indonesia dalam G20, Airlangga menyatakan pentingnya memperdalam kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam forum ekonomi regional dan global untuk pemulihan ekonomi bersama.
Menanggapi hal tersebut, Australia memberikan dukungan atas persiapan pelaksanaan Presidensi Indonesia dalam G20 di 2022.
Tidak hanya itu, kedua negara juga sepakat dan mengakui peran penting investasi infrastruktur yang berkualitas dalam mendorong pemulihan ekonomi berkelanjutan dan inklusif sebagai prioritas dalam G20.
Kolaborasi tersebut juga dinilai perlu diperkuat pada isu-isu penting bagi masa depan ekonomi kawasan, seperti perubahan iklim, pengurangan emisi, investasi, dan teknologi.
Di akhir pertemuan, delegasi Indonesia dan Australia mengakui pentingnya nilai dialog berkelanjutan antara kedua mitra strategis dalam mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan sejahtera. Untuk itu, Indonesia dan Australia berkomitmen pertemuan Indonesia-Australia ETIMM digelar setiap tahun sejalan dengan komitmen dalam Joint Statement Indonesia-Australia ALM 2020.
“Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pejabat dari kedua negara yang telah berkontribusi dengan baik untuk kelancaran acara ini. Sebagai dua negara yang memiliki ikatan sejarah yang dalam dan berbagi ikatan lingkungan yang unik, saya percaya bahwa Indonesia dan Australia dapat tumbuh bersama dengan memanfaatkan kekuatan satu sama lain,” pungkas Airlangga.