Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan untuk melakukan integrasi seluruh BUMN Kepelabuhanan yaitu PT Pelabuhan Indonesia I-IV (Persero) pada kuartal III/2021 dan rampung pada kuartal II/2022.
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono menjelaskan paling lambat awal Oktober 2021, penggabungan induk Pelindo dan pendirian sub holding dapat diimplementasikan. Adapun, aktivitas utama pada tahun ini adalah kajian bersama implementasi penggabungan selesai dilakukan.
Kemudian juga penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah (PP), akta penggabungan, rencana utama bisnis, desain transisi sistem korporasi, serta kajian inbreng ke sub holding.
Setelah itu, lanjutnya, secara bertahap transaksi inbreng saham perusahaan anak dari Pelindo pasca merger ke sub holding dilaksanakan hingga memulai proses integrasi dan transformasi bisnis kepelabuhanan. Pada kuartal II/2022, perseroan tinggal melanjutkan implementasi peta jalan transformasi pasca penggabungan.
“Diharapkan integrasi dari Kementerian BUMN dimulai Kuartal III/2021. Ini berarti pada akhir September 2021 atau awal Oktober 2021. Legal merger Pelindo I-IV. Betahap inbreng sub holding sampai dengan kuartal II/2022. Kalau bisa lebih cepat lagi awal 2022 bisa selesai semuanya,” katanya, Rabu (30/6/2021).
Arif yang juga Ketua Organizing Committee (OC) menyampaikan melalui integrasi, Pelindo akan memiliki kontrol dan kendali strategis yang lebih baik. Pengembangan perencanaan, lanjutnya, akan menjadi lebih holistik untuk jaringan pelabuhan yang akhirnya dapat menurunkan biaya logistik. Dengan integrasi ini, ke depannya Pelabuhan di Indonesia akan berada pada urutan ke-8 dunia.
Baca Juga
Pada fase pertama, paparnya, yang dimulai pada 2021-2022 akan berfokus kepada penyelarasan bisnis pasca standarisasi dan integrasi operasi dan komersial. Arif berharap pada fase pertama ini tak ada gangguan operasi baik dari luar yakni pelayaran dan konsumen termasuk laporan konsolidasi.
Fase kedua, yakni pada 2023 - 2024 merupakan ekspansi bisnis lewat kemitraan. Menurutnya, hal ini bisa mulai dijalankan kalau sinergi dengan BUMN lainnya terkait dengan pelabuhan. Kolaborasi akan dilakukan dengan pelayaran domestik dan global untuk peningkatan konektivitas laut. Selain itu, pengembangan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerja sama dengan pelaku logistik darat.
“Terakhir adalah ekspansi regional dan internasional mulai 2025. Caranya dengan pemanfaatan teknologi digital dalam bisnis kepelabuhanan dan bisnis pendukungnya. Juga kerjasama dengan kawasan industri untuk peningkatan arus barang,” ujarnya, Rabu (30/6/2021).
Arif yang juga Ketua Organizing Committee (OC) Integrasi Pelindo menegaskan indikator keuangan dengan dimulainya integrasi pada tahun ini dan mendatang adalah peningkatan pendapatan, laba bersih, keuntungan, serta dividen kepada negara dibandingkan dengan kinerja sebelum penggabungan. Sementara itu, lanjutnya, dari sisi non keuangan, akan diukur lewat peningkatan pergerakan dan volume dan konektivitas kepada ekosistem logistik.
Misalnya saja peningkatan jumlah pelabuhan yang terkoneksi dan standarisasi, produktivitas sandar kapal maupun volume peti kemas dan no peti kemas yang dilayani.