Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2021 diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan deflasi pada periode tersebut dipicu oleh penurunan harga sebagian besar harga pangan, misalnya cabai merah, ayam, dan bawang merah.
“Hal ini disebabkan pasokan cukup melimpah sementara permintaan turun pasca Idulfitri,” katanya kepada Bisnis, Rabu (30/6/2021).
Wisnu mengatakan, harga emas pada Juni 2021 juga mengalami penurunan sebesar 6 persen dari bulan sebelumnya. Biaya transportasi pun mengalami deflasi 0,06 persen.
Sejalan dengan itu, indeks belanja mandiri juga menunjukkan perbaikan pada periode tersebut juga mengalami sedikit perlambatan.
Sementara pada komponen inti, diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,17 persen mtm, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode Mei 2021 sebesar 0,24 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) berdasarkan survei pemantauan harga memperkirakan pada periode Juni 2021 akan terjadi deflasi sebesar 0,11 mtm.
Secara tahun kalender, inflasi diprediksi mencapai 0,79 persen (year-to-date) dan secara tahunan sebesar 1,38 persen (year-on-year/yoy).
BI memperkirakan penyumbang utama deflasi Juni 2021 hingga minggu keempat yaitu komoditas cabai merah -0,10 persen mtm, daging ayam ras -0,08 persen mtm, tarif angkutan antarkota -0,06 persen mtm, cabai rawit -0,04 persen mtm, bawang merah -0,02 persen mtm.
Selain itu, penyumbang inflasi lainnya yaitu daging sapi, kelapa, tomat, udang basah dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.
Sementara itu, beberapa komoditas yang mengalami inflasi, antara lain telur ayam ras sebesar 0,03 persen mtm, emas perhiasan sebesar 0,02 persen mtm, minyak goreng, sawi hijau, kacang panjang, nasi dengan lauk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.