Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emirates Group Terima Bantuan Rp44,11 Triliun dari Pemerintah Dubai

Emirates mengungkapkan bahwa defisit untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret mencapai 22,1 miliar dirham (US$6 miliar), sementara pendapatan turun 66 persen menjadi 35,6 miliar dirham. BUMN itu mendapat suntikan modal sebesar 11,3 miliar dirham.
Dubai Emirates/Istimewa
Dubai Emirates/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emirates Group ditopang oleh pemerintah Dubai dengan aliran dana US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp44,11 triliun setelah jatuhnya perjalanan jarak jauh menyebabkan kerugian pertama dalam beberapa dekade.

Dilansir Bloomberg, Selasa (15/6/2021), perusahaan mengatakan dalam pernyataannya bahwa defisit untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret mencapai 22,1 miliar dirham (US$6 miliar), sementara pendapatan turun 66 persen menjadi 35,6 miliar dirham. BUMN itu mendapat suntikan modal sebesar 11,3 miliar dirham.

Emirates sangat terpukul oleh pandemi, dengan pembatasan perbatasan yang meluas mencegah wisatawan melakukan perjalanan antarbenua yang menjadi spesialisasi maskapai tersebut. Maskapai ini telah mengandangkan sebagian besar armada superjumbo Airbus SE A380-nya, sementara Boeing Co. 777-nya berjuang dengan beban penumpang yang lebih rendah dan sebagian besar mengangkut kargo untuk saat ini.

Maskapai penerbangan dan hub yang mereka layani bergulat dengan ketidakpastian ketika pemerintah mencoba membuka kembali perjalanan secara perlahan, sementara penerbangan tetap dibatasi ke negara-negara seperti India dan Inggris, dua pasar terpenting bagi Emirates.

Di sisi lain, perusahaan penerbangan pelat merah lain seperti Air France KLM dan Deutsche Lufthansa AG masing-masing membukukan kerugian tahunan sekitar US$8 miliar dan membutuhkan bantuan pemerintah. Adapun, Emirates telah memangkas sekitar sepertiga tenaga kerjanya untuk mengurangi biaya.

Emirates melaporkan kerugian 20,3 miliar dirham versus laba 1,1 miliar dirham pada tahun sebelumnya.

Load factor turun menjadi 44,3 persen dari 78,5 persen. Meskipun sebagian besar armada super-jumbo A380 dilarang terbang, Emirates tetap mempertahankan pesanan 200 pesawat untuk saat ini. Pembelian yang direncanakan termasuk 115 pesawat Boeing 777X baru, yang merupakan pelanggan terbesarnya.

Presiden Emirates Tim Clark telah berulang kali mengecam pembuat pesawat AS itu karena menunda program 777X dan telah menyuarakan keprihatinan atas kinerja model tersebut. Bloomberg melaporkan pada Februari bahwa Emirates dapat menukar sebanyak sepertiga dari 115 komitmennya untuk 777-9 ke Boeing 787 Dreamliner yang lebih kecil.

Armada kapal induk saat ini berjumlah 259 pesawat pada akhir Maret karena menghentikan 14 pesawat yang lebih tua.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper