Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah melakukan integrasi Batam Bintan Karimun (BBK) yang disusun berdasarkan sudut pandang ekonomi dan lingkungan berdasarkan enam kriteria.
Enam kriteria tersebut a.l. kesesuaian visi pengembangan, core business, potensi investasi yang tinggi, berorientasi ekspor daya ungkit ekonomi nasional, dan meningkatkan daya saing kawasan.
BBK sepanjang tahun 2021-2045 memiliki tema pengembangan menjadikan kawasan BBK sebagai hub logistik internasional untuk mendukung pengembangan industri, perdagangan, maritim, dan pariwisata yang terpadu serta berdaya saing.
Pengintegrasian kawasan BBK dilakukan dengan rencana tata ruang terhadap program/proyek dalam rencana induk pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (KPBPB) BBK.
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo dalam Rapat Koordinasi Finalisasi Rencana Induk Pengembangan KPBPB BBK mengatakan bahwa perlu dilakukan tinjauan lapangan untuk mengenali masalah yang harus diselesaikan.
“Tinjauan lapangan dilakukan untuk memahami semua kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting dalam membangun perekonomian sebelum dilakukan penyusunan rencana aksi,” katanya dikutip melalui keterangan pers, Kamis (10/6/2021).
Baca Juga
Kesiapan proyek yang ditinjau meliputi rencana tahun pelaksanaan, kriteria kesiapan, nilai investasi, sumber dana, penanggung jawab, urgensi pengusulan, spesifikasi teknis proyek, dan lokasi.
Rangkaian tinjauan lapangan Kawasan BBK dimulai dari Kawasan Batam. Kawasan ini difokuskan sebagai hub logistik internasional (e-commerce), industri kedirgantaraan, industri light and valuable (high tech), industri digital dan kreatif dan internasional trade serta finance center, dan integrated health tourism.
Dari total luas Kota Batam sebesar 112.308 Ha, ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangunan sebesar 40 persen atau 44.415 Ha.
Sebagai kawasan untuk hub logistik internasional, Pelabuhan Kabil dan Pelabuhan Batu Ampar yang dimiliki Kota Batam memiliki kapasitas memadai sebagai gerbang jalur perdagangan untuk mendukung tujuan pengembangan Kawasan BBK sebagai kawasan andalan investasi di Indonesia.
Pelabuhan Kabil diusulkan menjadi pusat logistik internasional dan labuh jangkar untuk penggerak ekonomi regional dan nasional. Pelabuhan yang memiliki luas kurang lebih 1.095 Ha ini dalam fase pengembangan tahap akhir direncanakan menampung 22 juta TEUs. Selain itu, pelabuhan yang terletak di wilayah Kabil Batam ini menyerap lebih dari 4.900 tenaga kerja.
Sementara itu, Pelabuhan Logistik Internasional Batu Ampar diusulkan sebagai penggerak roda ekonomi KPBPB Batam. Potensi Selat Malaka yang sangat padat alur lalu lintas kapalnya perlu dimanfaatkan dengan maksimal. Pelabuhan seluas 128 Ha ini berpotensi menyerap lebih dari 300.000 tenaga kerja pada masa konstruksi dan masa operasi.
Terkait dengan Rencana Usulan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan Internasional Sekupang, pemerintah membangun Rumah Sakit BP Batam dengan tujuan untuk mewujudkan Kawasan Batam menjadi kawasan integrated health tourism.
Rumah Sakit yang tepatnya terletak di daerah Sekupang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memerlukan prosedur khusus yaitu Cancer Canter, Cardiovascular Center, Stem Cell Center, center of Garlatic, Women and Fertility Center, dan Cosmetic and Plastic Surgery.
Selain itu akan dibangun fasilitas lainnya seperti taman rusa, healing garden, retirement village, hotel dan apartemen. Kawasan ini didesain untuk memfasilitasi pasien domestik yang selama ini berobat ke luar negeri dan juga menghemat devisa negara untuk keperluan medikal.