Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Ingin Sektor Manufaktur Bangkit dari Mati Suri

Manufaktur dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih besar terutama dibandingkan dengan pertanian. Tahun lalu, kontribusi manufaktur terhadap PDB sebesar 19,9 persen dan pertanian 13,7 persen.
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) mencatat kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam beberapa tahun terakhir stagnan. 

Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu mengatakan bahwa negara menyadari manufaktur dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih besar terutama dibandingkan dengan pertanian. Tahun lalu, kontribusi manufaktur terhadap PDB sebesar 19,9 persen dan pertanian 13,7 persen.

“Dengan demikian kita berharap sektor manufaktur bisa revive [kembali hidup] dan kembali mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas,” katanya pada diskusi virtual dengan wartawan, Jumat (4/6/2021).

Febrio menjelaskan bahwa ke depannya, industri Indonesia akan fokus pada yang memiliki nilai tambah tinggi.

Sambil memajukan industri manufaktur, sektor jasa secara natural bakal berkembang. Menurut Febrio, dengan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin maju, jasa pun terdorong mengikutinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Untuk meningkatkan industri yang bernilai tinggi, pemerintah mulai mendorong hilirisasi komoditas sumber daya alam milik Indonesia. Febrio mencontohkan industri makanan-minuman, logam dasar, garmen, karet, plastik, dan oleokimia.

Di saat yang sama, industri berteknologi menengah-tinggi dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah otomotif dan suku cadang, kimia dan farmasi, logam dan elektronik, serta mesin dan perlengkapan.

Sedangkan pengembangan jasa modern dan komoditas berorientasi ekspor yang bisa dikembangkan adalah pariwisata dan produk teknologi informasi.

“Ini diharapkan yang bisa didorong agar lebih solid,” jelas Febrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper