Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Ganjil Genap Perlu Ditunda, Ini Alasannya

Instran menilai kebijakan ganjil genap perlu ditunda terkait dengan penyebaran Covid-19.
Pemberlakukan ganjil genap bagi kendaraan bermotor pada akhir pekan di Kota Bogor./Antara/HO/Polresta Bogor Kota
Pemberlakukan ganjil genap bagi kendaraan bermotor pada akhir pekan di Kota Bogor./Antara/HO/Polresta Bogor Kota

Bisnis.com, JAKARTA - Institut Studi Transportasi (Instran) menilai kebijakan Ganjil Genap (gage) sebaiknya ditunda dulu jika pemerintah memang berfokus memprioritaskan penyebaran Covid-19 yang melebar.

Direktur Eksekutif Instran Deddy Herlambang mengatakan apabila kebijakan ganjil genap bakal diterapkan kembali berpotensi terjadi penumpukan atau klaster baru di angkutan umum massal. Kondisi tersebut berkaca dari pengalaman sebelumnya pada pertengahan tahun lalu ketika kebijakan tersebut diberlakukan.

Dampak kebijakan tersebut pengguna KRL menumpuk yang diikuti dengan naiknya angka kasus Covid-19.

"Sampai saat ini kapasitas angkutan umum massal meliputi KRL/BRT masih dibatasi sebesar 40-50 persen, sehingga tiada keseimbangan apabila gage diberlakukan," ujarnya, Kamis (3/6/2021).

Menurutnya apabila nantinya rekayasa dilakukan di hulu, maka hanya berlaku bagi pekerja formal sedangkan pekerja informal tidak dapat karena harus di lapangan bekerja. Sementara jumlah pekerja informal justru pekerja lebih banyak daripada jumlah pekerja formal.

Secara umum Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total pekerja Indonesia usia 15 tahun ke atas per Agustus 2019 sebanyak 126,51 juta orang. Persebaran terbanyak terdapat pada pekerja informal, yaitu mencapai 70,49 juta orang. Angka ini lebih tinggi dari pekerja formal yang hanya 56,02 juta.

Deddy pun berpendapat akan lebih lebih baik penerapan gage ditunda dulu, yang terpenting kita berhasil menekan sebaran virus di sektor transportasi dan seiring linier roda perekonomian terus melaju.

"Kecuali bila semua lapisan masyarakat sudah mendapatkan vaksin, rekayasa gage dapat diterapkan lagi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper