Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur Pecah Rekor, Kemenkeu : Pemulihan Sisi Produksi Makin Solid

Momentum ini pun menggambarkan terjadi kenaikan output, permintaan baru, pembelian, serta ketenagakerjaan, yang kembali tumbuh setelah 14 bulan terkontraksi.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali mencatatkan rekor tertinggi pada Mei 2021, yaitu mencapai 55,3, naik dari bulan sebelumnya 54,6 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan peningkatan pada periode tersebut menunjukkan terjadi ekspansi dari aktivitas manufaktur selama tujuh bulan berturut-turut.

Momentum ini pun menggambarkan terjadi kenaikan output, permintaan baru, pembelian, serta ketenagakerjaan, yang kembali tumbuh setelah 14 bulan terkontraksi.

“Optimisme bahwa produksi akan terus menguat terlihat semakin solid di dalam negeri, didorong harapan perbaikan ekonomi karena situasi pandemi Covid-19 domestik,” katanya dalam siaran pers, Rabu (2/6/2021).

Kontributor utama dari peningkatan PMI manufaktur pada Mei 2021 adalah komponen output dan permintaan baru.

Adanya peningkatan permintaan dan pertumbuhan permintaan baru internasional berhasil memicu kenaikan indeks tersebut.

Sejalan dengan itu, PMI manufaktur global juga tumbuh semakin kuat ke level 56,0 pada Mei 2021, masih mencatat angka tertinggi sejak April 2010. Peningkatan ini pun didorong oleh pertumbuhan di sisi permintaan baru, permintaan ekspor baru, dan produksi.

Negara kontributor utama dari penguatan kinerja manufaktur di antaranya Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat. Sementara China, Jepang, dan India masih berada di zona ekspansi. Namun, aktivitas manufaktur India menurun tajam akibat lonjakan kasus Covid- 19.

Di sisi lain, Asean menunjukkan performa manufaktur yang bervariasi. Aktivitas manufaktur Malaysia dan Vietnam meneruskan tren ekspansif, tetapi Filipina dan Thailand berada di zona kontraksi akibat pengetatan restriksi.

Febrio menyampaikan, lonjakan kasus Covid-19 di negara berkembang, seperti Amerika Latin, Asean, dan India masih perlu diwaspadai. Pengetatan restriksi yang diterapkan perlu dilakukan dengan hati - hati agar tidak berdampak pada penurunan aktivitas manufaktur di wilayah tersebut.

“Pemulihan ekonomi akan berlanjut, namun pengendalian pandemi Covid-19 dan vaksinasi harus terus berjalan dengan baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper