Bisnis.com, JAKARTA - Zoom Video Communications Inc. memberikan perkiraan penjualan kuartal kedua yang melampaui perkiraan analis.
Hal ini menandakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan menambah pelanggan besar bahkan ketika permintaan yang kuat akibat pandemi mulai mereda.
Pendapatan pada periode yang berakhir pada Juli akan mencapai US$990 juta atau sekitar Rp12,87 triliun (kurs Rp14.300/US$), ungkap perusahaan yang berbasis di San Jose, California pada Selasa (2/6/2021) dalam sebuah pernyataan.
Analis rata-rata memproyeksikan US$942 juta, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Laba, tidak termasuk item tertentu, akan mencapai US$1,14 hingga US$1,15 per saham. Analis memperkirakan 94 sen.
Zoom didorong ke dalam kesadaran publik ketika pandemi virus Corona melanda pada awal 2020 dan hampir seketika di mana-mana ketika orang-orang yang dipaksa tetap di rumah selama lockdown sehingga harus menggunakan layanan Zoom untuk terhubung dari jarak jauh degan tempat kerja, sekolah, teman, dan keluarga.
Investor telah menyuarakan keprihatinan tahun ini tentang apakah pertumbuhan itu dapat berlanjut karena vaksinasi meningkat dan penutupan berakhir. Chief Executive Officer Eric Yuan telah mendorong perusahaan untuk melakukan diversifikasi, menambahkan produk premium seperti sistem telepon berbasis cloud untuk menarik lebih banyak perusahaan besar serta usaha kecil dan menengah.
Baca Juga
“Kami bersemangat untuk membantu memimpin evolusi ke pekerjaan hybrid yang memungkinkan fleksibilitas, produktivitas, dan kebahagiaan yang lebih besar untuk koneksi langsung dan virtual,” kata Yuan dalam pernyataannya, dikutip dari Bloomberg.
Saham Zoom naik sekitar 1,5 persen dalam perdagangan diperpanjang setelah awalnya tergelincir sekitar 3 persen. Sementara itu, saham yang melonjak hampir lima kali lipat pada tahun 2020 sejauh ini telah turun 2,8 persen sepanjang tahun ini.
Untuk kuartal pertama, yang berakhir 30 April, penjualan Zoom hampir tiga kali lipat menjadi US$956 juta, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata analis sebesar US$910 juta. Laba, tidak termasuk beberapa item, mencapai US$1,32 per saham. Angka ini mematahkan proyeksi analis sebesar 99 sen.