Bisnis.com, JAKARTA – Angka penjualan ritel Inggris melonjak tiga bulan berturut-turut pada April 2021. Pelonggaran pembatasan Covid-19 memungkinkan konsumen untuk kembali berbelanja.
Dilansir Bloomberg, Kantor Statistik Nasional Inggris pada Jumat (21/5/2021) mencatat volume barang yang dijual di toko-toko dan online naik 9,2 persen dari bulan Maret. Angka tersebut dua kali lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada ekonom. Sementara itu, pnjualan naik 42,4 persen dari April 2020.
Angka-angka tersebut menambah bukti bahwa wwarga Inggris menyimpan pundi-pundi mereka selama pandemi dan batu mengeluarkan uang saat kondisi mulai mereda dan perekonomian mulai pulih.
Dengan pembatasan yang tersisa akan dihapus pada 21 Juni mendatang, Bank of England memperkirakan adanya lonjakan pengeluaran rumah tangga terbesar sejak 1988 ketika Margaret Thatcher menjadi perdana menteri.
Poundsterling menguat terhadap dolar dan euro, melanjutkan lonjakan kenaikan selama beberapa minggu terakhir. Mata uang Inggris ini telah meningkat 3,6 persen dibandingkan dolar AS sejak 9 April.
Pengeluaran yang lebih tinggi bulan lalu mencerminkan pembukaan kembali toko non-esensial pada 12 April. Sementara itu, penjualan tidak termasuk bahan bakar mobil naik 9 persen dari Maret dan 37,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Di sisi lain, penjualan makanan turun di bulan April untuk pertama kalinya sejak Desember, bulan lain ketika ada pelonggaran sebagian penguncian
Proporsi total penjualan online turun menjadi 30,0% pada April 2021, turun dari 34,7% pada Maret 2021
Pakaian dan alas kaki serta semua kategori lainnya mendorong peningkatan di bulan April. Volume penjualan 10,6 persen lebih tinggi dari pada Februari 2020, sebelum dampak pandemi virus corona
Kepala eksekutif British Retail Consortium Helen Dickinson mengatakan meskipun angka-angka tersebut merupakan langkah ke arah yang benar setelah berbulan-bulan penutupan ritel, permintaan masih belum stabil.
"Secara garis besar masih turun hingga 40 persen sebelum periode pra-pandemi, dan masih ada 530.000 orang yang bekerja di ritel yang masih dirumahkan," ungkap Helen seperti dikutip Bloomberg, Jumat (21/5/2021).
Data hari ini menambah serangkaian data positif sepanjang pekan ini, termasuk data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan dan peningkatan inflasi yang moderat, didorong oleh faktor-faktor sementara seperti energi.
Sebuah laporan terpisah Jumat menunjukkan kepercayaan konsumen melonjak pada Mei ke level yang terakhir terlihat pada Maret tahun lalu.