Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Dagang April Menyusut, Ekonom: Pertanda Sektor Manufaktur Menggeliat

David mengatakan, penyusutan neraca dagang tersebut disebabkan oleh kinerja impor yang lebih tinggi dari ekspor pada April 2021.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2021 akan mengalami penyusutan menjadi US$660 juta, dari bulan sebelumnya sebesar US$1,57 miliar.

David mengatakan, penyusutan neraca dagang tersebut disebabkan oleh kinerja impor yang lebih tinggi dari ekspor pada April 2021. Menurutnya, impor secara tahunan (year-on-year/yoy) akan tumbuh sebesar 33,6 persen, sementara secara bulanan meningkatkan sebesar 6 persen (month-to-month/mtm).

Pertumbuhan tersebut didorong oleh aktivitas impor bahan baku nonmigas yang relatif tinggi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan sebelumnya, yang mana tercatat tumbuh hingga 37 persen hingga Maret 2021.

David mengatakan, peningkatan impor, terutama untuk bahan baku, merupakan pertanda baik bagi aktivitas perekonomian domestik.

“Artinya selain mobilitas semakin baik, kelihatan dari sektor manufaktur dan sektor lain mulai bergerak aktivitasnya,” katanya kepada Bisnis, Rabu (19/5/2021).

Sementara, David memperkirakan ekspor pada April 2021 akan tumbuh sebesar 31,5 persen secara tahunan atau 0,8 persen secara bulanan. Namun, kinerja ekspor pada periode tersebut juga berpotensi mengalami penurunan tipis.

Dia menjelaskan, kinerja ekspor Indonesia masih terbantu oleh komoditas yang mengalami peningkatan harga yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir, terutama CPO.

Kinerja ekspor yang lebih rendah dari impor juga dipengaruhi oleh kebijakan pengetatan atau lockdown akibat meningkatnya kasus baru Covid-19 di beberapa negara mitra dagang Indonesia.

“Di negara lain tindakannya drastis, kalau ada kasus baru langsung menerapkan lockdown, sehingga diperkirakan akan jauh lebih lama pulihnya. Ini juga akan berpengaruh ke ekspor kita, untungnya ekspor Indonesia masih terbantu komoditas,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper