Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramadhan dan Idulfitri 2021, Konsumsi Masyarakat Bakal Kembali Ngegas

Sejumlah usaha diprediksi menangguk berkah dari Ramadan dan Idulfitri tahun ini.
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Ramadan dan Idulfitri 2021 diprediksi menjadi momentum peningkatan konsumsi masyarakat setelah setahun terakhir mengalami penurunan cukup signifikan akibat pandemi Covid-19.

Menurut Managing Director Inventure Yuswohady, masyarakat kemungkinan besar tidak lagi menahan konsumsinya pada momentum Ramadhan dan Idulfitri tahun ini. Program vaksinasi yang sudah berjalan sejak akhir tahun lalu menjadi faktor utama yang meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk kembali membelanjakan uangnya.

“Vaksin ini menjadi game changer, masyarakat kembali percaya diri karena sudah terlihat titik terang berakhirnya pandemi. Mereka percaya perekonomian akan kembali membaik, tidak lagi jaga-jaga seperti tahun lalu. Tahun lalu kan penuh ketidakpastian, bisa saja di-lay off bulan depan dan tidak dapat THR [tunjangan hari raya]. Tahun ini beda, setidaknya ada kepastian,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Walaupun demikian, pria yang akrab disapa Siwo itu menyebut konsumsi masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri 2021 belum akan kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda. Sebab, daya beli masyarakat secara keseluruhan masih belum pulih, khususnya yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Masyarakat yang berasal dari kalangan menengah ke atas masih akan memberikan kontribusi terbesar pada momentum tahunan ini. Sebagai catatan, tahun lalu jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 21 persen dari total populasi atau sebanyak 57,3 juta orang.

“Kelas menengah ke atas tentunya yang akan berkontribusi besar, terutama milenial awal yang lahir 1980-an dan gen X akhir. Karena mereka sudah berkeluarga, pengeluaran jelas besar. Mereka tingkatan kariernya juga sudah lebih tinggi dari milenial muda apalagi gen Z yang baru memulai. Pendapatan jelas lebih baik,” ungkapnya.

Dia menjelaskan sektor usaha yang akan menangguk berkah dari Ramadan dan Idulfitri 2021 masih sama seperti tahun lalu yakni produk kuliner dan disusul oleh fesyen.

Peningkatan permintaan produk fesyen kembali terjadi lantaran masyarakat akan kembali melakukan aktivitas kumpul keluarga atau mengunjungi sanak saudara seperti sebelum pandemi Covid-19. Tetapi, kemungkinan besar aktivitas tersebut skalanya akan jauh lebih kecil untuk mengurangi faktor risiko penularan virus.

“Masyarakat kembali mencari produk fesyen karena mereka akan kembali kumpul-kumpul dengan kerabat dekat di dalam kota. Selain itu walaupun mudik dilarang, sebagian dari masyarakat juga akan tetap pergi ke kampung halamannya, entah sebelum atau setelah pelarangan. Mereka butuh pakaian baru, buat dipakai atau diberikan ke saudaranya,” tuturnya.

Hal tersebut menurut Siwo juga berpengaruh terhadap penjualan kendaraan bermotor, khususnya mobil. Penjualan mobil yang sudah mengalami peningkatan setelah diskon Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kemungkinan besar akan kembali terdongkrak.

“Penjualan mobil jelang Lebaran ini biasanya kan naik. Tahun ini tentunya akan kembali seperti itu. Apalagi ada diskon PPnBM, masyarakat berlomba-lomba membeli mobil sebelum diskon itu nantinya hilang. Momentumnya ada dua sekaligus,” ujarnya.

Kemudian, untuk memaksimalkan momentum Ramadan dan Idulfitri 2021, pelaku usaha diakuinya harus menyiapkan inovasi khusus berbasis layanan daring. Tak dapat dipungkiri, layanan daring sudah menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan perkotaan.

“Harus ada inovasi, contohnya pelaku usaha yang menghadirkan layanan one stop solution tentunya akan banyak dicari. Seperti pesan pakaian atau alat elektronik, kita beli atau pesan disana, mereka yang mengemas secara menarik, kemudian mereka yang kirimkan ke kampung halaman. Kita nggak perlu repot-repot lagi mengemas dan mengirim sendiri,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper