Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Lebaran, Masyarakat Lebih Banyak Belanja. Jangan Lengah Prokes!

Kepala Mandiri Institute Teguh Yudho Wicaksono mengatakan relaksasi kebijakan PPKM dan bulan Ramadan mendorong kenaikan belanja yang terkait dengan supermarket, restoran, dan fesyen.
Pengunjung berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Mandiri Institute melaporkan belanja masyarakat mengalami kenaikan sejak akhir kuartal pertama hingga awal kuartal kedua tahun ini.

Perbaikan belanja ini terjadi pada semua komponen utama belanja masyarakat, semua kelompok penghasilan masyarakat, dan terjadi merata di semua wilayah kecuali Bali & Nusa Tenggara.

Kepala Mandiri Institute Teguh Yudho Wicaksono mengatakan relaksasi kebijakan PPKM dan juga bulan Ramadan mendorong kenaikan belanja yang terkait dengan supermarket, restoran dan fesyen.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas bekerja dari kantor (work from office) telah mendorong kenaikan permintaan pakaian dan produk fesyen lainnya seperti sepatu dan tas.

"Kenaikan belanja produk fesyen terutama berasal dari belanja kelompok masyarakat dengan penghasilan yang lebih tinggi [higher income]," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima pada Rabu (28/4/2021).

Teguh menyebutkan dalam hal belanja berdasarkan pendapatan masyarakat, tingkat belanja masyarakat dengan penghasilan yang lebih tinggi (higher income) pada kuartal kedua 2021 relatif telah sama dengan level prapandemi.

Kenaikan ini merupakan pertama kalinya sejak permulaan pandemi pada awal 2020. Menurutnya, pengendalian Covid-19 dan distribusi vaksin yang cepat akan menjadi kunci untuk mengembalikan keyakinan masyarakat, terutama kelompok menengah atas.

"Hal ini akan menjadi pendorong besar pertumbuhan konsumsi di Indonesia," tambahnya.

Tren belanja masyarakat merupakan salah satu indikator penting untuk melihat arah perekonomian nasional. Mengingat hal ini, Mandiri Institute pada 2020 melakukan kajian khusus mengenai tren belanja masyarakat dengan memanfaatkan high-frequency transaction data. Hasil kajian ini bertransformasi menjadi Mandiri Spending Index.

Mandiri Spending Index ini dibangun dengan memperhitungkan komposisi belanja berdasarkan sub-kategori belanja, seperti supermarket, restoran, household, fashion, dan lain sebagainya.

Komposisi ini digunakan sebagai pembobot untuk menyusun indeks belanja. Melalui indeks ini dapat mengamati tren pergerakan belanja masyarakat Indonesia sejak awal 2020 hingga saat ini.

Teguh juga menyampaikan usulan kebijakan dari Mandiri Institute. Data menunjukkan pemulihan solid belanja masyarakat yang terjadi sejak Maret hingga awal April 2021. Tren ini akan semakin kuat seiring memasuki kuartal kedua 2021.

Di satu sisi, hal ini membangkitkan optimisme masyarakat. Namun demikian, optimisme ini tampaknya mendorong sebagian masyrakat menjadi lengah dalam protokol kesehatan.

Dalam beberapa hari terakhir, terlihat adanya kenaikan dalam jumlah kasus baru Covid-19. "Terkait dengan hal ini, memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan menjadi penting untuk menghindari adanya gelombang baru kenaikan kasus Covid-19," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper