Bisnis.com, JAKARTA — PT MRT Jakarta (persero) bakal merelokasi Tugu Jam MH Thamrin di Jakarta Pusat pada Mei 2021 sejalan dengan dimulainya konstruksi fase 2 Bundaran HI-Kota sepanjang 1,4 km.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan pemindahan Tugu Jam akan dilakukan pada Mei 2021 setelah pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan surat izin prinsip. Dalam merelokasinya, sesuai hasil kajian, MRT Jakarta bakal memotong tugu jam itu menjadi tiga bagian.
"Pemotongan ini diperlukan dengan mempertimbangkan sisi arkeologi dan kekuatan struktur tugu jam. Tugu ini memiliki berat sekitar 50 ton," ujarnya, Selasa (27/4/2021).
Hal tersebut dilakukan dengan hati-hati karena Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) telah mengeluarkan rekomendasi Tugu Jam Thamrin sebagai cagar budaya yang harus dilindungi.
Silvia lantas menjelaskan bagian pertama yang dipotong adalah puncak atau rumah jam. Bagian kedua badan tugu termasuk kanopi. Bagian ketiga, yaitu sisi kaki atau lokasi yang kini difungsikan sebagai pos polisi.
Namun yang jelas, tegasnya, struktur bajanya tidak akan dilepas sebagai proteksi setiap bagian dari jam tersebut.
Silvi menerangkan, tugu jam akan dikembalikan ke lokasi semula setelah pembangunan Stasiun MRT Thamrin rampung. Pada saat mengembalikannya kembali, pihaknya akan menyambung tiga struktur yang telah terpisah itu dengan didesain penguatannya di titik sambungan-sambungan tersebut.
Dengan demikian struktur keseluruhan tugu jam terjaga dengan baik.
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A (Bundaran HI-Kota Tua) ini akan melewati sejumlah cagar budaya di antaranya Gedung Sarinah, Museum Bank Indonesia, Gedung Chandranaya, Pantjoran Tea House, Museum Bank Mandiri, Tugu Jam Thamrin, dan Stasiun Jakarta Kota (BEOS).
MRT juga telah menandatangani kontrak paket CP203 bersama dengan kontraktor Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta-Hutama Karya Join Operation (SMCC--HK JO). Paket kontrak CP203 akan mengerjakan dua stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter serta terowongan bawah tanah mulai dari Mangga Besar sampai Kota Tua sepanjang 1,4 kilometer.
Oleh karena itu, konstruksi CP203 ini akan mengusung desain dengan konsep Sunken Entrance, yaitu tinggi msuk yang lebih rendah dari entrance pada umumnya dengan tujuan untuk menjaga visual bangunan cagar budaya.
MRT memberikan perhatian terhadap perlindungan situs cagar budaya sekaligus mendukung revitalisasi kawasan-kawasan yang mempunyai nilai historis dan budaya yang tinggi di sepanjang jalur dalam konteks regenerasi kota (urban regeneration). Sejalan dengan pembangunan konstruksi 2A, MRT Jakarta juga akan mendorong pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) di kawasan Thamrin, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota melalui kemitraan dan kolaborasi dengan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan.
Total nilai kontrak CP203 menelan hingga Rp4,6 triliun dengan masa konstruksi selama 72 bulan (September 2021— Agustus 2027).