Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Kuartalan Huawei Merosot Terpukul Sanksi AS

Huawei melaporkan penurunan 17 persen dalam penjualan menjadi 152,2 miliar yuan (US$ 23 miliar) dalam tiga bulan pertama tahun ini. Angka itu mengikuti penurunan 11 persen pendapatan selama tiga bulan yang berakhir Desember 2020.
Warga menggunakan smartphone di dekat logo Huawei Technologies Co. di Brussels, Belgia/Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert
Warga menggunakan smartphone di dekat logo Huawei Technologies Co. di Brussels, Belgia/Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan Huawei Technologies Co menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut setelah sanksi Amerika Serikat menghancurkan bisnis ponsel pintar raksasa teknologi China itu.

Huawei melaporkan penurunan 17 persen dalam penjualan menjadi 152,2 miliar yuan (US$ 23 miliar) dalam tiga bulan pertama tahun ini. Angka itu mengikuti penurunan 11 persen pendapatan selama tiga bulan yang berakhir Desember 2020.

Margin keuntungannya naik 3,8 poin persentase menjadi 11,1 persen, yang berarti laba bersih 16,9 miliar yuan, karena perusahaan memangkas biaya dan menerima biaya lisensi paten US$ 600 juta.

“2021 tetap menjadi tahun yang menantang bagi Huawei, tetapi juga menandai dimulainya strategi yang jelas untuk masa depan perusahaan,” kata ketua bergilir Eric Xu dalam pernyataannya, dilansir Bloomberg, Rabu (28/4/2021) .

Eric melanjutkan Huawei akan terus fokus pada inovasi teknologi dan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk memastikan kontinuitas pasokan di bawah sanksi.

Angka-angka yang tidak diaudit dikumpulkan sesuai dengan standar akuntansi internasional dan sedikit berbeda dari hasil yang diajukan ke Shanghai Clearing House, platform layanan kliring yang didukung pemerintah.

Huawei yang berbasis di Shenzhen muncul dari tahun terberatnya dalam catatan, ketika sanksi oleh pemerintahan Donald Trump memukul bisnis ponsel cerdasnya yang pernah terkemuka dan menghalangi kemajuan dalam pembuatan chip dan jaringan generasi kelima.

Sementara itu Gedung Putih di bawah Biden telah menunjukkan sedikit tanda-tanda akan berhenti memberi sanksi, mendorong pendiri miliarder Ren Zhengfei untuk mengarahkan perusahaan ke area pertumbuhan baru seperti pertanian pintar, perawatan kesehatan, komputasi awan, dan mobil listrik.

Huawei bersaing dengan raksasa teknologi lain seperti Baidu Inc. dan Xiaomi Corp. dalam merambah bidang kendaraan, rumah, dan tempat kerja terhubung yang berkembang pesat. Perusahaan tersebut menjanjikan US$ 1 miliar untuk mengembangkan teknologi swakemudi dan mobil listrik tahun ini dan telah mulai menjual kendaraan listrik dengan mitranya, Chongqing Sokon Industry Group Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper