Bisnis.com, JAKARTA — Industri ban menyebut akan siap memenuhi kebutuhan mobil listrik yang membutuhkan spesifikasi tertentu.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengatakan pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan dalam memproduksi ban untuk mobil listrik atau jenis lainnya. Namun, yang menjadi pembeda utama tentunya ban mobil listrik harus didesain lebih ringan.
Dari segi bahan baku penggunannya pun masih sama seperti karet sintesis, silika, dan carbon black.
"Ban mobil listrik hanya harus lebih ringan meski bukan berarti tidak dibutuhkan ketelitian tetapi juga bukan ban yang high quality jadi kami siap saja dan akan bisa memenuhi permintaan yang ada," katanya kepada Bisnis, Rabu (28/4/2021).
Azis mengemukakan permintaan untuk ban mobil listrik pun belum telalu besar atau masih setara dengan tingkat penjualan mobil listrik yang ada di Indonesia.
Menurut Azis, pada prinsipnya industri ban akan sangat mendukung dengan modernisasi yang dilakukan dalam industri mobil ini. Meski begitu dia tetap meminta pemerintah serius melakukan perubahan khususnya di level masyarakat sebagai pengguna nantinya.
"Saya ada tanya ke sejumlah sopir taksi dan kendaraan umum mereka bilang tidak nyaman dengan mobil listrik, jadi saya inginnya semua kesiapan dan kepastian keamanan untuk masyarakat yang diutamakan," ujarnya.
Belum lagi, lanjut Azis, efek perubahan ekonomi dan psikologis yang nantinya akan terjadi dari era mobil listrik. Dia mencontohkan, salah satunya adalah bisnis bengkel yang akan hilang ke depan.
Secara keseluruhan, Azis menyebut industri ban saat ini masih mencatatkan utilisasi di level 65-70 persen. Menurutnya meski belum signifikan tetapi sudah ada perbaikan di pasar.
Azis berharap kondisi pandemi yang tak kunjung usai ini harus benar-benar diselesaikan pada Maret tahun depan. Pasalnya jika tidak maka akan mengancam perekonomian tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.