Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Sapi Bakalan Turun, Impor Daging Beku Bisa Naik

Kondisi harga sapi di Tanah Air yang sempat bergejolak dipicu oleh harga yang tinggi dari Australia sebagai pemasok utama sapi bakalan maupun daging sapi beku untuk Indonesia.
Ilustrasi sapi bakalan
Ilustrasi sapi bakalan

Bisnis.com, JAKARTA – Berkurangnya pasokan sapi bakalan dari Australia dipandang bisa berpengaruh pada naiknya impor daging sapi/kerbau dengan harga lebih murah dari negara alternatif.

Meski demikian, tingginya harga impor sapi bakalan bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas produksi sapi lokal.

“Jika pasokan sapi bakalan berkurang, kemungkinan besar impor dagingnya bertambah untuk memenuhi kebutuhan,” kata Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, Rabu (28/4/2021).

Meski demikian, dia mengatakan pula bahwa populasi sapi di Tanah Air sejatinya terkonsentrasi di sejumlah wilayah produksi. Tetapi, dia mencatat masih banyak peternak yang menghadapi kendala dalam pengembangan hewan ternak tersebut.

“Dalam banyak kasus banyak peternak yang terkendala permodalan untuk mengembangkan sapi bakalan lokal. Ada pula tekanan skala usaha yang masih kecil. Terlebih ada biaya pakan tambahan yang harus dikeluarkan,” kata dia.

Senada, ekonom Indef Bhima Yudhistira menyebutkan berkurangnya pasokan sapi bakalan bakal membuka jalan bagi masuknya daging sapi alternatif seperti kerbau asal India. Dia bahkan memperkirakan impor jeroan akan meningkat.

“Solusi impor sebaiknya dipertimbangkan matang, toh inflasi yang menggambarkan sisi permintaan masih terkendali jelang Lebaran,” tutur Bhima.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya menyebutkan kondisi harga sapi di Tanah Air yang sempat bergejolak dipicu oleh harga yang tinggi dari Australia sebagai pemasok utama sapi bakalan maupun daging sapi beku untuk Indonesia. Harga sapi hidup terpantau bergerak dari harga normal AU$2,8 per kilogram (kg) menjadi AU$4,8 per kg sejak 2020.

Meski demikian, Lutfi menyebutkan harga sapi saat ini cenderung stabil jika dibandingkan dengan harga ekspor Australia. Data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan menunjukkan harga daging sapi paha belakang berada di kisaran Rp124.000 per kg.

“Ekspektasi saya malah kalau harga sapi hidup mencapai AU$5 per kilogram, maka harga sapi hari ini bisa sedikit lebih tinggi dari kondisi di pasar,” kata dia pekan lalu.

Dia menduga harga pasaran sapi yang masih terkendali dipicu oleh masuknya daging sapi lokal yang cenderung lebih murah. Di sisi lain, melemahnya permintaan akibat turunnya aktivitas hotel, restoran, dan kafe selaku konsumen utama daging turut memicu pergerakan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper